Padang(arwiranews.com) Era digital adalah era dimana hampir seluruh bidang dalam tatanan kehidupan sudah dibantu oleh teknologi digital. Pada masa ini terjadi perubahan yang sangat signifikan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital yang terus menyempurnakan diri dari waktu ke waktu. Salah satu contoh yang paling berpengaruh adalah bagaimana internet menjadi bagian dari gaya hidup. Tidak hanya bagaimana cara kita dalam berkomunikasi & menjalankan ekonomi, namun juga berhasil memperngaruhi dunia edukasi, salah satunya bidang literasi.
Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Penguasaan literasi adalah salah satu faktor penting untuk meningkatkan prestasi pelajar dan mahasiswa dalam mencapai kesuksesan. Namun, kebanyakan generasi muda, baik itu pelajar dan mahasiswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide, respon, dan pemikiranya ke dalam bentuk tulisan. Sebagai contoh, dalam hal penulisan skripsi dan karya tulis ilmiah.
Kesadaran inilah yang melatar belakangi Badan Eksekutif Mahasiswa Masyarakat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta bekerjasama dengan Jurnal Kata dalam menyelenggarakan sebuah seminar nasional bertajuk “Menulis Asik Skripsi dan Karya Ilmiah di Era Digital” pada Sabtu, 10 Oktober 2020. Acara ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting & kanal YouTube Diorama Proklamator Universitas Bung Hatta dan Diana Kartika Arma dengan jumlah peserta yang cukup mengejutkan, 9.406 orang. Para peserta yang luar biasa banyak ini datang dari seluruh penjuru wilayah Indonesia dengan latar belakang pelajar, mahasiswa S1 dan S2 dan guru.
Pembicara yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah orang-orang yang sangat kompeten di bidangnya, yaitu Prof. Dr. Diana Kartika (Editor-in-Chief of Jurnal KATA) dari Universitas Bung Hatta, Yuni Astuti M.Pd. (Section Editor dari Jurnal KATA) dari Universitas Negeri Padang, dan Dr. Rahadian Zainul, S.Pd., M.Si. (Editor-in-Chief of Eksakta dan Koordinator HKI Universitas Negeri Padang). Pada kesempatan ini, Diana Kartika fokus menjelaskan tentang “Karya Publikasi Ilmiah”, sedangkan Yuni Astuti fokus dengan “Aplikasi Mendeley”. Pembicara terakhir, Rahadian Zainul, menjelaskan tentang “Cara Menulis Skripsi dengan Asyik.”
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta, Dr. Elfiondri, M.Hum, serta didampingi oleh M. Aziz, selaku Gubernur BEMM-F Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta. Moderator dalam acara ini adalah Milenia Sevtiani, mahasiswi Sastra Jepang Universitas Bung Hatta, serta dipandu oleh staf ahli Departemen Hubungan Dalam & Luar Fakultas BEMMF-IB Universitas Bung Hatta, M. Rival.
“Menulis adalah salah satu elemen penting yang harus dikuasai oleh pelajar dan mahasiswa. Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan, melainkan juga seuruh pembaca tulisan. Tidak hanya sebatas hipotesa, tapi juga aksi nyata dari kata yang dituangkan.” kata Dr. Elfiondri, M.Hum.
Materi pertama mengenai karya publikasi ilmiah disampaikan oleh Prof. Dr. Dra. Diana Kartika. Berdasarkan paparan beliau, karya publikasi ilmiah adalah sebuah karya akademis yang diterbitkan dalam suatu Jurnal Ilmiah. Beberapa kriteria umum yang harus dimiliki oleh publikasi ilmiah antara lain lebih banyak menggunakan bahasa kajian, sistematika tanpa huruf dan tanpa angka, tidak menggunakan bab dan subbab, tidak boleh ada halaman yang kosong dan harus memiliki abstrak dan katakunci. Sebuah karya publikasi ilmiah juga tidak memerlukan sampul, tapi format dan bahasanya relative baku.
Materi kedua seputar penggunaan aplikasi Mendeley disampaikan oleh Yuni Astuti M.Pd. S.E. Yuni menjelaskan bahwa Mendeley merupakan suatu aplikasi yang berguna untuk membuat sitasi (bodynote & daftar pustaka) secara otomatis. Tidak hanya itu, melalui aplikasi ini, kita bisa membuat perpustakaan digital pribadi yang bisa diakses secara online, dengan kapasitas penyimpanan maksimal 2GB. Untuk itu, sangat penting bagi pelajar, mahasiswa dan civitas academica untuk mahir dalam menggunakan aplikasi ini.
Terakhir, mengenai cara menulis skripsi dengan asyik dikemukakan oleh Dr. Rahadian Zainul, S.Pd., M.Si. Menurutnya, penulisan skripsi adalah kegiatan yang dimulai dari dalam diri sendiri. Bisa berawal dari kepekaan dan keingintahuan, kemudian apa yang dilihat dan ditemukan dilapangan, berlanjut ke apa yang dirasakan dengan kondisi yang berjalan, menemukan apa yang perlu dirubah dan diberikan tindakan/perlakukan, hingga menyimpulkan apa yang menyebabkan perubahan itu terjadi. Rahadian juga menekankan bahwa sebuah skripsi yang menarik dan asyik haruslah memiliki judul baru yang menarik, memuat data-data faktual, memiliki diferensiasi, orisinal/autentik, serta memuat memuat informasi pokok yang khas dan menarik. Untuk sukses menulis skripsi dengan criteria ini, seorang mahasiswa harus menulis apa yang berasal dari pemikiranya sendiri, dalam artian tidak mengutip dari orang lain/similarity checker serendah mungkin. Mahasiswa harus mengilmiahkan yang ditulis dengan referensi, mengemukakan data dengan statistic sederhana dan tak lupa menggunakan gambar atau grafik agar informasi yang ditulis semakin menarik dan factual. Di bagian akhir, Zainul mengingatkan bahwa “Kesulitan terbesar adalah pikiran yang sulit.”
Acara ini dapat terwujud berkat kerjasama pihak BEMMF-IB Universitas Bung Hatta dengan berbagai pihak dan lembaga. Para dosen yang sangat mendukung dan menginisiasi, pihak Diorama Proklamator yang membantu mempublikasikan hingga gema acara ini terdengar ke suruh penjuru Indonesia, para peserta dengan antusiasme yang luar biasa, serta pihak-pihak lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Tak lupa Ketua Pelaksana, Innike Yas Febrianti bersama tim pelaksana lainya: Putri Cantika, Ulan May Dona, Nabila Putri, Elsa Ariska, Intan Meizelinda, Milenia Sevtiani dan M. Rival.
Penyelenggaraan acara ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan para peserta dalam hal penulisan skripsi dan karya tulis ilmiah. Suksesnya acara ini membuat kita menyadari pemanfaatan digital sebagai media berkarya, terutama menulis, terasa sangat tepat mengingat kondisi kita yang masih terkungkung dalam wabah pandemi covid-19 ini. Untuk itu, teruslah berkarya demi kemaslahatan nusa dan bangsa. (Elsa Ariska, BEMMF-IB)