
SOLO (Jaringan Arwira Media Group) — Kamis (16/10), harga emas batangan bersertifikat di laman resmi Logam Mulia PT Aneka Tambang (Antam) kembali meroket. Emas naik Rp 24.000 per gram, dari sebelumnya Rp 2.383.000 menjadi Rp 2.407.000 per gram.
Kenaikan serupa juga terjadi pada harga buyback, yakni harga yang berlaku ketika konsumen menjual emas kembali ke gerai Logam Mulia. Harga buyback naik Rp 24.000 per gram, dari Rp 2.232.000 menjadi Rp 2.256.000 per gram.
Dengan demikian, selisih antara harga jual dan harga beli kembali hari ini adalah Rp 151.000 per gram.
Selama ini, Antam memang menetapkan dua macam harga emas batangan: harga jual (saat membeli) dan harga buyback (saat menjual kembali). Kedua harga ini penting dicermati, terutama bagi mereka yang serius berinvestasi emas batangan.
Potensi Cuan Gede Jika Investor Sabar
Harga emas yang tercantum di atas adalah harga yang berlaku ketika investor membeli emas dari gerai Logam Mulia. Adapun harga buyback berlaku ketika menjual kembali ke Antam.
Bagi investor emas jangka panjang, kesabaran jelas membuahkan hasil. Berikut kalkulasi potensi untung/rugi jika investor membeli emas pada beberapa waktu lalu dan menjual pada harga hari ini:
| Periode Pembelian | Harga Beli per Gram | Potensi Cuan/Rugi |
|---|---|---|
| 09 Okt 2025 | Rp 2.303.000 | -2,04% (rugi) |
| 16 Sep 2025 | Rp 2.105.000 | 7,17% (untung) |
| 16 Jul 2025 | Rp 1.908.000 | 18,24% (untung) |
| 16 Apr 2025 | Rp 1.943.000 | 16,11% (untung) |
| 16 Jan 2025 | Rp 1.577.000 | 43,06% (untung) |
| 16 Okt 2024 | Rp 1.491.000 | 51,31% (untung) |
| 16 Jul 2024 | Rp 1.403.000 | 60,80% (untung) |
| 16 Apr 2024 | Rp 1.321.000 | 70,78% (untung) |
| 16 Jan 2024 | Rp 1.134.000 | 98,94% (untung) |
Didorong Kebijakan Moneter AS dan Ketegangan Perdagangan Global
Harga emas global menembus rekor baru di atas USD 4.230 per ons pada Kamis ini, melanjutkan reli tajam yang didorong oleh meningkatnya permintaan aset lindung nilai (safe haven) dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar dari AS.
Pernyataan terbaru Ketua The Fed Jerome Powell menyoroti tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, yang memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan bulan ini. Investor bahkan memperkirakan kemungkinan pemangkasan lanjutan pada bulan Desember mendatang.
Prospek kebijakan moneter dovish tersebut turut menekan nilai dolar AS, membuat emas semakin menarik bagi pembeli asing.
Selain itu, ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok terkait pembatasan ekspor logam tanah jarang juga memanaskan pasar komoditas. Pejabat Washington bahkan menyebutkan kemungkinan tarif tambahan pada minyak Rusia dan produk Tiongkok, terutama jika disinkronkan dengan mitra Eropa.
Cuan Emas Capai Rp 734 Juta per Tahun
Analis EWRC Indonesia, Eko Wiratno, menjelaskan bahwa keuntungan investasi emas dalam satu tahun terakhir tergolong luar biasa.
“Cuan hari ini dalam setahun mencapai 51,31 persen. Artinya, jika seseorang membeli 1.000 gram emas Antam setahun lalu, maka hasil keuntungannya saat ini mencapai sekitar Rp 734.553.900,00,” ujar Eko.
Ia menambahkan, jika dihitung rata-rata, maka potensi cuan bulanan bisa mencapai Rp 61.212.800, dan cuan harian sekitar Rp 2.012.475.
Menurutnya, angka ini membuktikan bahwa emas tetap menjadi instrumen investasi paling stabil dan aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar.
“Investor yang sabar justru akan memetik hasil manis dari reli panjang harga emas. Kuncinya bukan spekulasi jangka pendek, melainkan konsistensi dan kesabaran,” tegasnya.(**)






