
KLATEN(JARINGAN ARWIRA MEDIA GROUP)– Harga emas Antam dinilai berpeluang besar untuk menembus rekor baru pada perdagangan hari ini. Menurut Eko Wiratno, analis dari EWRC Indonesia, kenaikan tersebut dipicu oleh sejumlah faktor ekonomi global maupun domestik yang saling mendukung.
“Dari sisi teori permintaan dan penawaran, harga emas akan terdorong naik ketika minat investor terhadap aset safe haven meningkat. Saat ini, ketidakpastian global membuat investor lebih banyak mengalihkan portofolionya ke emas. Selain itu, pelemahan rupiah terhadap dolar AS serta tren kenaikan harga emas dunia ikut mempersempit ruang koreksi harga,” ujar Eko Wiratno kepada Jaringan Arwira Media Group, Selasa (9/9/2025).
Eko Wiratno menambahkan, dari perspektif inflasi dan suku bunga riil, emas akan semakin menguat jika suku bunga riil rendah atau negatif. “Ketika bank sentral menahan atau bahkan menurunkan suku bunga, biaya peluang untuk memegang emas menjadi kecil. Kondisi ini, ditambah tensi geopolitik yang belum mereda, membuat emas kian atraktif sebagai lindung nilai,” jelasnya.
Tak hanya itu, Eko Wiratno juga menyoroti faktor ekspektasi pasar. Menurutnya, spekulasi bahwa harga emas dunia akan menembus level psikologis tertentu mendorong aksi beli yang signifikan. “Jika ekspektasi ini dikonfirmasi oleh data ekonomi global yang lemah atau meningkatnya tensi geopolitik, maka emas Antam berpeluang kuat mencetak rekor baru hari ini. Ini kombinasi antara faktor fundamental, moneter, dan psikologis pasar,” pungkasnya.
PECAH REKOR
Selasa (9/9), harga emas batangan bersertifikat yang tercatat di laman resmi Logam Mulia PT Aneka Tambang (Antam) masih berada di level Rp 2.060.000 per gram, sama seperti hari sebelumnya.
Sementara itu, harga buyback atau harga pembelian kembali oleh Logam Mulia juga tidak berubah, yakni Rp 1.907.000 per gram. Dengan demikian, terdapat selisih sebesar Rp 153.000 per gram antara harga jual emas dan harga buyback pada hari ini.
Antam memang menetapkan dua jenis harga untuk emas batangan produksinya, yaitu harga jual (ketika konsumen membeli emas dari gerai Logam Mulia) dan harga buyback (ketika konsumen menjual kembali emas ke gerai Logam Mulia). Kedua harga ini penting untuk diperhatikan calon investor agar tidak salah dalam menghitung potensi keuntungan maupun kerugian investasi emas.
Dalam jangka panjang, harapannya harga emas terus meningkat sehingga selisih harga jual dan harga buyback dapat tertutupi, bahkan memberikan keuntungan bagi investor.
Sebagai gambaran, berikut simulasi potensi keuntungan atau kerugian apabila membeli emas pada beberapa periode lalu dan menjualnya dengan harga saat ini:
-
2 September 2025 (Rp 2.009.000/gram) → rugi -3,78%
-
9 Agustus 2025 (Rp 1.951.000/gram) → rugi -0,92%
-
9 Juni 2025 (Rp 1.904.000/gram) → untung 1,52%
-
9 Maret 2025 (Rp 1.690.000/gram) → untung 14,38%
-
9 Desember 2024 (Rp 1.503.000/gram) → untung 28,61%
-
9 September 2024 (Rp 1.398.000/gram) → untung 38,27%
-
9 Juni 2024 (Rp 1.328.000/gram) → untung 45,56%
-
9 Maret 2024 (Rp 1.208.000/gram) → untung 60,02%
-
9 Desember 2023 (Rp 1.107.000/gram) → untung 74,62%






