
Kedelai hitam kini semakin populer di kalangan petani karena harga jualnya yang tinggi dan permintaan pasar yang stabil, terutama dari industri kecap dan produk olahan protein nabati. Agar hasilnya maksimal, petani perlu memahami tahapan budidaya kedelai hitam dari awal hingga masa panen.
Berikut panduan lengkap cara tanam hingga panen kedelai hitam :
1. Persiapan Lahan
Langkah pertama adalah memilih lahan yang sesuai. Kedelai hitam tumbuh baik pada lahan dengan:
-
Ketinggian 0–500 mdpl
-
pH tanah antara 5,8–6,8
-
Drainase baik dan tidak tergenang air
Tanah yang ideal adalah lempung berpasir atau lempung ringan, karena aerasi dan perakarannya baik.
Langkah pengolahan lahan:
-
Bajak atau cangkul tanah sedalam 20–30 cm.
-
Biarkan 5–7 hari agar aerasi tanah membaik.
-
Beri pupuk dasar organik seperti kompos atau pupuk kandang matang 2 ton/ha.
-
Jika tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian (dolomit) 1 ton/ha.
-
Bentuk bedengan selebar 3–4 meter dengan saluran air di antaranya.
2. Pemilihan Benih dan Perlakuan Awal
Gunakan benih unggul bersertifikat dari varietas produktif seperti:
-
Detam 1, Detam 2, Detam 3, atau Malika (kedelai hitam lokal Jawa Tengah).
Varietas ini tahan rebah, umur panen 85–95 hari, dan produktivitasnya mencapai 2,5 ton/ha.
Perlakuan benih:
-
Pilih biji yang bersih, tidak keriput, dan bebas jamur.
-
Sebelum tanam, benih sebaiknya diberi inokulasi Rhizobium (bakteri penambat nitrogen) menggunakan Legin agar pembentukan bintil akar optimal.
-
Kebutuhan benih rata-rata 40–50 kg/ha.
3. Penanaman
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim kemarau (Mei–Juni) setelah panen padi, dengan sistem tumpangsari padi–kedelai atau monokultur.
Cara tanam:
-
Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 15 cm atau 40 x 20 cm.
-
Masukkan 2–3 biji per lubang sedalam ±3 cm, kemudian tutup tanah tipis.
-
Penanaman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari agar kelembaban terjaga.
4. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan dilakukan secara rutin agar tanaman tumbuh optimal.
a. Penyulaman
Dilakukan 7–10 hari setelah tanam (HST) untuk mengganti tanaman yang mati atau tidak tumbuh.
b. Penyiangan
Lakukan penyiangan gulma dua kali: pada umur 15–20 HST dan 35–40 HST.
Gulma bersaing memperebutkan nutrisi dan cahaya, sehingga dapat menurunkan hasil panen hingga 30%.
c. Pemupukan
Gunakan pupuk sesuai dosis rekomendasi:
-
Pupuk dasar (saat tanam): 50 kg Urea + 100 kg SP-36 + 75 kg KCl per hektare.
-
Pupuk susulan (30 HST): 25 kg Urea tambahan bila daun menguning muda.
d. Pengairan
Kedelai hitam membutuhkan air cukup tetapi tidak tergenang.
Penyiraman dilakukan:
-
Setelah tanam
-
Saat berbunga (30–40 HST)
-
Saat pengisian polong (45–70 HST)
Hindari genangan air karena akar mudah busuk.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama utama kedelai hitam antara lain:
-
Ulat grayak (Spodoptera litura)
-
Kutu daun (Aphis glycines)
-
Penggerek polong (Etiella zinckenella)
Sedangkan penyakit umum:
-
Karat daun (Phakopsora pachyrhizi)
-
Busuk akar (Rhizoctonia solani)
-
Mosaik virus
Pengendalian dilakukan dengan pengamatan dini (PHT), menjaga kebersihan lahan, dan penggunaan pestisida nabati dari ekstrak daun mimba, serai, atau tembakau jika serangan berat.
6. Fase Pembungaan dan Pengisian Polong
Pada usia 30–40 HST, tanaman mulai berbunga.
Penting untuk menjaga kelembaban tanah dan ketersediaan hara pada fase ini.
Jika kekeringan, bunga mudah rontok dan polong sedikit.
Fase pengisian polong (45–75 HST) merupakan masa kritis. Pastikan tanah lembab, lakukan pengairan ringan jika tidak ada hujan.
Tambahkan pupuk daun tinggi kalium untuk mempercepat pembentukan biji.
7. Pemanenan
Waktu panen kedelai hitam tergantung varietas dan kondisi lahan, umumnya 85–95 Hari Setelah Tanam (HST).
Ciri-ciri siap panen:
-
90% daun sudah gugur
-
Polong berwarna cokelat kehitaman
-
Biji keras, berwarna hitam mengilap
Cara panen:
-
Potong pangkal batang menggunakan sabit atau cabut seluruh tanaman.
-
Kumpulkan dan ikat per 10–15 batang, kemudian jemur 2–3 hari hingga kering (kadar air ±16%).
-
Setelah kering, lakukan perontokan manual atau mesin perontok.
8. Pascapanen dan Penyimpanan
Langkah terakhir adalah pengeringan lanjutan hingga kadar air 12–13% agar tahan disimpan.
Simpan dalam karung kedap udara di tempat sejuk dan kering.
Gunakan alas kayu atau palet untuk mencegah kontak langsung dengan lantai.
Jika pengeringan baik, kedelai hitam dapat bertahan hingga 6 bulan tanpa menurunkan mutu warna dan kadar protein.
Keuntungan dan Prospek
Menurut data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, produktivitas kedelai hitam dapat mencapai 2,4 ton per hektare dengan harga jual di tingkat petani Rp 13.000–14.500 per kg.
Dengan biaya produksi sekitar Rp 8 juta/ha, petani bisa memperoleh keuntungan bersih Rp 10–12 juta per musim tanam.
Pasarnya pun luas, mulai dari industri kecap nasional hingga usaha kecil pembuat tempe dan tahu hitam. Selain itu, kedelai hitam juga dicari untuk produk kesehatan dan kecantikan karena kandungan antioksidannya yang tinggi.
Budidaya kedelai hitam memerlukan ketelitian dalam setiap tahap — mulai dari pemilihan benih, pengairan, hingga panen. Kunci keberhasilannya ada pada waktu panen yang tepat (85–95 HST) dan pengelolaan air yang efisien.
Dengan penerapan teknologi sederhana dan jadwal tanam yang tepat, kedelai hitam dapat menjadi komoditas unggulan baru yang menyejahterakan petani dan mendukung kemandirian pangan nasional.(**)






