
Yogyakarta (Jaringan Arwira Media Group)– Yogyakarta kembali bikin geger! Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 2025 resmi dibuka Kamis sore (18/09) dan langsung menghidupkan denyut nostalgia kota budaya ini. Bukan cuma ajang kuliner dan jajan jadul, event yang digelar 18–24 September 2025 ini adalah seruan untuk kembali ke akar, merayakan tradisi, dan belajar hidup selaras dengan alam.
Seremoni pembukaan dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, yang membacakan sambutan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X. Tema tahun ini bukan main:
“Nandur apa sing dipangan, mangan apa sing ditandur.”
Maknanya? Berhenti jadi penonton! Tanam apa yang kamu makan, makan apa yang kamu tanam! Inilah pesan agar kita sadar diri, berhenti bergantung pada pangan instan, dan kembali mencintai hasil bumi sendiri.
Dian menegaskan, filosofi ini sejalan dengan ajaran Tata Titi Tanam Tuwuh – hidup harus tertib, teliti, berusaha sungguh-sungguh, dan biarkan hasilnya tumbuh memberi manfaat.
“Kalau kita pegang prinsip ini, apapun yang kita tanam—baik tanaman, usaha, atau nilai kehidupan—pasti akan tumbuh jadi kebaikan,” tegas Dian.
Purwiati, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, menyebut Pasar Kangen TBY sebagai ikon budaya yang tidak pernah kehilangan pesona. Tahun ini sudah yang ke-18 kalinya, dan antusiasme publik luar biasa: dari 1.136 pendaftar, hanya 218 pedagang yang lolos kurasi – terdiri dari 152 pedagang kuliner dan 66 pedagang kerajinan dan barang antik.
Acara ini buka setiap hari pukul 15.00 – 22.00 WIB, siap bikin malam Jogja terasa lebih hidup!
Di sini, kamu bisa:
✅ Makan kuliner legend yang bikin nostalgia masa kecil.
✅ Belanja barang antik yang penuh cerita.
✅ Nikmati 19 pertunjukan seni rakyat + 2 wayang kulit yang pasti bikin merinding.
✅ Ikut workshop kreatif di Pojok Kreatif, ketemu seniman & kreator keren.
Purwiati menyebut, Pasar Kangen bukan cuma event, tapi gerakan budaya. Ini panggilan untuk:
🔥 Mendukung UMKM dan petani lokal
🔥 Menghidupkan kembali cinta budaya
🔥 Mengingatkan bahwa pangan & tradisi adalah identitas kita
Kehadiran Spesial: Eko Wiratno di Pasar Kangen 2025!
Malam ini akan semakin meriah, karena Pendiri EWRC Indonesia, Eko Wiratno, dijadwalkan hadir di Pasar Kangen TBY pada pukul 18.00 – 20.00 WIB.
“Saya tiap tahun hadir di sini. Pasar Kangen bukan cuma tempat jajan, tapi tempat kita belajar mencintai tradisi dan mendukung petani serta UMKM lokal,” ujar Eko Wiratno.
Tak hanya sekadar hadir, Eko juga menekankan bahwa tradisi, literasi, dan ekonomi kerakyatan harus berjalan beriringan.
“Kalau kita bisa menanam apa yang kita makan, mendukung UMKM, dan menjaga budaya, maka kemandirian bangsa bukan mimpi. Literasi itu bukan hanya soal baca buku, tapi juga membaca kehidupan: membaca tanah, membaca budaya, membaca potensi rakyat,” tegasnya.
Menurut Eko, Pasar Kangen adalah contoh nyata bagaimana budaya bisa jadi sumber kekuatan ekonomi rakyat. Kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga pertunjukan seni rakyat bukan hanya warisan leluhur, tapi juga modal ekonomi kreatif yang tak ternilai.
“Kalau UMKM kita kuat, petani kita dihargai, seniman kita diberi ruang, maka bangsa ini akan berdiri dengan tegak. Pasar Kangen memberi bukti: budaya bukan barang museum, tapi energi hidup untuk masa depan,” tambah Eko.
Tak heran, banyak komunitas literasi, pelaku UMKM, hingga akademisi yang menjadikan momen ini sebagai ajang bertemu, berdiskusi, dan menimba inspirasi.
Ekonomi & Budaya Bergerak Bersama
Pasar Kangen 2025 diproyeksikan menggerakkan perputaran uang miliaran rupiah di sektor kuliner, kerajinan, dan pariwisata. Hotel, transportasi, hingga usaha mikro sekitar Malioboro juga merasakan dampaknya.
“Pasar Kangen ini semacam denyut ekonomi rakyat. Kita bisa lihat bagaimana makanan tradisional, batik, dan barang antik ternyata masih punya pasar kuat. Anak muda banyak yang justru penasaran, karena mereka ingin merasakan pengalaman yang otentik,” ujar Purwiati.(**)






