banner 468x60

SISTEM KOORDINASI KOMUNIKASI DAN SUPERVISI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

 Uncategorized
banner 468x60
SISTEM KOORDINASI KOMUNIKASI DAN SUPERVISI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
  1. Komunikasi
  2. Pengertian Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial bukan saja membutuhkan orang lain, tapi juga membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Komunikasi antar manusia sendiri telah dilakukan sejak zaman dahulu.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
a. Menurut Jenis & Kelly
Komunikasi merupakan suatu proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak).

b. Berelson & Stainer
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.

c. Gode
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki dua orang atau lebih.

d. Brandlun
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

e. Onong Uchjana Effendy

Komunikasi adalah sebuah proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain dengan memiliki tujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah suatu pola sikap atau suatu perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung ( melalui media).

Dengan kata lain, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau informasi dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver) secara langsung ataupun tidak langsung dengan tujuan untuk mendapatkan umpan balik.

Meskipun manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk saling berkomunikasi satu sama lain, namun kenyataannya masih banyak orang yang belum terampil dalam berkomunikasi

  • Jenis-jenis Komunikasi

Pada dasarnya berkomunikasi dengan orang lain bukan suatu hal yang sulit, karena tanpa kita sadari kita pun telah melakukannya setiap hari. Berikut ini informasi mengenai macam-macam komunikasi yaitu sebagai berikut:

  1. Komunikasi Menurut Penyampaiannya
    Macam-macam komunikasi yang pertama adalah komunikasi menurut penyampaiannya yang terbagi menjadi dua yaitu:
  2. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan merupakan suatu yang terjadi secara langsung dan tidak ada batas jaraknya. Contohnya seperti rapat, wawancara, atau dua orang yang saling mengobrol. Atau dalam sisi yang lain juga bisa terjadi secara tidak langsung karena terpisah jarak seperti berbicara lewat sambungan telepon.

  • Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis ini sudah sangat familiar pada zaman kita sekarang, bisa melalui whatsaap atau bbm atau yang klasik yaitu melalui surat. Dalam contoh yang lain ada dalam bentuk naskah, gambar/foto yang diberi tulisan atau kata-kata atau yang termasuk juga adalah spanduk yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.

  • Komunikasi Menurut Tujuannya
    Dalam berkomunikasi terdapat tujuan komunikator. Komunikasi apabila tidak ada inisiatif dari komunikator, maka maksud terlaksanakannya tidak akan tercapai, contohnya adalah:
  • Berpidato
  • Memberi saran
  • Memerintah sesuatu untuk dilakukan
  • Memberikan ceramah
  • Wawancara

Dari contoh di atas diketahui bahwa inisiatif dari komunikator adalah faktor penting dalam terjadinya sebuah komunikasi.

  • Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
    Komunikasi berdasar ruang lingkup terbagi menjadi:
  • Komunikasi Internal, merupakan komunikasi yang terjadi dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang mana komunikasi ini terjadi antara individu dalam lingkup itu.
  • Komunikasi vertikal, biasanya terjadi dalam bentuk atasan ke bawahan seperti perintah bos, teguran, peringatan, dll
  • Komunikasi horizontal, biasanya terjadi dalam lingkup organisasi atau kantor sukarelawan yang semuanya sejajar.
  • Komunikasi diagonal, biasanya terjadi didalam ruang lingkup organisasi atau kantor.
  • Komunikasi Eksternal 

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjalin antara organisasi atau organisasi dengan masyarakat dalam berbagai bentuk, misalnya:

  1. Pameran, publikasi
  2. Konferensi pers
  3. Siaran televisi, radio
  4. Pengabdian, bakti sosial
  5. Komunikasi Menurut Aliran Informasi
    Dalam komunikasi ada beberapa arah dalam penyampaiannya, nah arah informasi inilah yang akan menentukan macam komunikasi yang terjadi. Maka, menurut aliran informasi yang terjadi, komunikasi terbagi menjadi:
  6. Komunikasi satu arah

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berasal dari satu pihak saja. Biasanya komunikasi ini terjadi apabila dalam keadaan darurat atau memang karena sistem yang berjalan di suatu organisasi seperti itu, misalnya antara guru dengan murid, dll.

  • Komunikasi dua arah

Komunikasi ini bersifat timbal balik, dalam aplikasinya, komunikasi ini terjadi tidak hanya satu pihak saja, melainkan keduanya terlibat dalam memberikan respon atau feed back terhadap lawan bicaranya.

  • Komunikasi ke atas

Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan

  • Komunikasi ke bawah

Komunikasi dari atasan ke bawahan.

  • Komunikasi ke samping

Komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang sejajar dalam kedudukan.

  • Faktor yang mempengaruhi Komunikasi

Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang sesuai dengan tujuannya. Adapun factor-faktor komunikasi sebagai berikut:

  1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang menjadi faktor utama dalam komunikasi. Seseorang dapat menyampaikan pesan dengan mudah apabila ia memiliki pengetahuan yang luas. Seorang komunikator yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, ia akan lebih mudah memilih kata-kata (diksi) untuk menyampaikan informasi baik verbal maupun non verbal kepada komunikan. Hal ini berlaku juga untuk seorang komunikan. Seorang komunikan dapat merespon atau menginterpretasikan informasi yang diberikan komunikator dengan baik apabila ia memiliki pengetahuan. Misalnya seorang akademisi tidak mungkin menggunakan kata-kata yang intelektual apabila ia menghadapi seorang yang pendidikannya lebih rendah darinya. Hal tersebut justru menjadi penghambat dalam proses komunikasi.

  • Perkembangan

Perkembangan memiliki dua aspek, yaitu:

  1. Pertumbuhan manusia

Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana komunikan menyikapi informasi yang diberikan komunikator dan bagaimana komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan informasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya cara menyampaikan informasi kepada anak balita dengan remaja tentu saja berbeda. Ada cara-cara tersendiri yang dapat kita sesuaikan dengan pola pikir yang sesuai dengan pertumbuhannya.

  • Keterampilan menguasai bahasa

Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang sangat terkait dengan pertumbuhan. Misalnya jika kita menghadapi remaja maka kita lebih baik mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesehariannya atau disebut dengan bahasa gaul. Dengan demikian kita dapat menjalin komunikasi dengan baik. Begitu pula dengan bayi, bayi memiliki keterampilan bahasa hanya dengan isyarat (non verbal) seperti menangis jika sakit, haus, atau lapar.

  • Persepsi

Persepsi  adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau menafsirkan informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan. Pembentukan persepsi ini terjadi berdasarkan pengalaman, harapan, dan perhatian. Proses pemahaman manusia terhadap suatu rangsangan atau stimulus ini dapat memiliki padangan yang berbeda-beda. Selain dapat menjadi pengaruh baik, persepsi juga dapat menjadi penghambat untuk komunikasi. Misalnya ada dua orang yang sedang berbicara mengenai “behel”. Seorang berprofesi sebagai dokter gigi dan seorang lagi berprofesi sebagai pekerja bangunan. Maka mereka memiliki persepsi yang berbeda tentang “behel”. Si dokter gigi berpersepsi bahwa “behel” adalah alat yang digunakan untuk merapikan struktur gigi, sedangkan si pekerja bangunan memiliki persepsi bahwa “behel” adalah besi yang digunakan untuk membuat bangunan.

  • Peran dan hubungan

Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi tergantung dari materi atau permasalahan yang ingin dibicarakan termasuk cara menyampaikan informasi atau teknik komunikasi. Komunikator yang belum menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka akan terjadi komunikasi secara formal. Misalnya, dua orang yang bertemu di sekolah baru. Maka mereka melakukan komunikasi secara formal baik dalam materi maupun teknik bicaranya. Jika komunikator telah menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka materi dan teknik bicara dalam komunikasi dilakukan secara non formal. Misalnya ketika kita berbicara kepada sahabat atau keluarga. Biasanya kita lebih terbuka dan tidak formal bahkan lebih memiliki keragaman dalam berbicara.

  • Lingkungan

Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan yang nyaman dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap proses komunikasi. Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah sebagai berikut.

  1. Nilai dan budaya/ adat

Nilai dan budaya/ adat menjadi kacamata yang dijadikan tolak ukur untuk komunikasi (pantas atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan baik. Sebelum berbicara dengan orang lain, lebih baik kita mengetahui bagaimana latar belakang budaya/ adat yang mereka anut. Misalnya orang batak yang terbiasa dengan suara keras dan intonasi yang tinggi. Sedangkan orang jawa terbiasa dengan bahasa yang halus dengan  intonasi yang rendah.

  • Stimulus Eksternal

Stimulus eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dari luar. Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi respon yang kurang baik karena adanya penurunan indera pendengaran, sehingga dapat menjadi penghambat dalam proses komunikasi.

  • Jarak

Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikasi. Jika komunikator dan komunikan berjarak cukup jauh maka komunikator akan sulit menciptakan komunikasi yang baik kepada komunikan. Namun di zaman yang sudah modern ini memiliki alternatif lain untuk menciptakan komunikasi yang baik, yaitu komunikator dan komunikan dapat menggunakan komunikasi secara lisan, tulisan, atau media lainnya. Tetapi masih ada beberapa gangguan atau hambatan yang terjadi ketika memiliki komunkasi jarak jauh.

  • Emosi

Emosi adalah reaksi seseorang dalam  menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga emosi juga mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat menjadi hambatan.

  • Kondisi fisik

Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi. Semua indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam kelangsungan komunikasi.

  • Jenis kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam  berkomunikasi dapat dilihat dari gaya berbicara dan interpretasi. Menurut Tannen, kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan keintiman. Sementara kaum  laki-laki lebih menunjukkan  independensi dan status dalam kelompoknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menjadi sebuah komunikasi yang efektif,  pada penjelasan diatas semoga bermanfaat dalam membangun komunikasi yang efisien.  

  • Supervisi Pendidikan
  • Pengertian Supervisi Pendidikan

Supervisi  berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super yang berarti diatas dan vision yang berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan, orang yang berposisi diatas atau pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi adalah  aktifitas dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seorang professional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan  lainnya dalam memperbaiki bahan, metode dan evaluasi pegajaran dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara kontinyu  agar guru menjadi lebih professional dalam meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. Pengertian Supervisi menurut Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia adalah pengawasan utama dan pengontrolan utama.

Supervisi menurut Masaong (2010), adalah usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun kelompok, dengan tenggang rasa dan tindakan-tindakan paedagogis yang efektif sehingga mereka lebih mampu  menstimulasi dan membimbing sehingga siswa lebih mampu berpartisipasi dalam masyarakat demokratis.

Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan kea rah  perbaikan situasi pendidikan  pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.

  • Jenis-jenis Supervisi Pendidikan

Menurut Suhardan (2010), terdapat tiga jenis supervisi, yaitu:

  1. Supervisi akademik, yaitu supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah akdemik, yakni hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
  2. Supervisi administrasi yaitu: supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya pembelajaran.
  3. Supervisi lembaga, yaitu supervise yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek yang berada di sentral madrasah. Jika supervise akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervise lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik madrasah atau kinerja madrasah.

Menurut Sahertian (2008), ada beberapa jenis supervise pendidikan diantaranya:

  1. Supervisi konvensional yaitu model supervisi yang menganut paham bahwa supervisor sebagai seseorang yang memiliki power untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru. Dalam kegiatan supervisinya, supervisor yang bergaya konvensional akan melihat kesalahan kepala sekolah, guru dan karyawan bahkan selalu mengawasi kepala sekolah, guru dan karyawan. Model supervisi ini adalah supervisor selalu mencari kesalahan orang yang disupervisi sehingga dapat menjalankan tugasnya sewenang-wenang tidak mau menerima masukan orang yang disupervisi meskipun usulan yang dikemukakan itu baik.
  2. Supervisi artistic yaitu model supervise yang menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan dan memiliki sikap arif. Ciri-ciri model supervise artistic diantaranya:

a) Membutuhkan perhatian agar lebih banyak mendengar dari pada berbicara

b) Membutuhkan tingkat pengetahuan yang cukup

c) Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru-guru dalam rangka pengembangan pendidikan bagi generasi muda

d) Menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas

e) Membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik dalam cara mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang dapat membuat orang lain menangkap dengan jelas ciri ekspresi yang diungkapkan itu.

f) Membutuhkan kemampuan untuk menafsirkan makna dari peristiwa yang diungkapkan

  • Supervisi ilmiah yaitu supervisi yang dilaksanakan pengawas atau kepala sekolah untuk menilai kinerja kepala sekolah atau guru dengan cara memberikan angket untuk diisi oleh kepala sekolah atau guru, kemudian dicari pemecahannya dilakukan dengan  terencana, kesinambungan, sistematis, menggunakan alat atau instrumen  yang dibutuhkan untuk memperoleh data yang diperlukan secara baik dan apa adanya (objektif). Ciri-ciri supervisi yang bersifat ilmiah, diantaranya:

a) Dilaksanakan secara berencana dan berkesimnambungan atau berkelanjutan

b) Dilaksanakan dengan sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu

c) Dilaksankan dengan menggunakan alat atau instrument pengumpulan data

d) Dilaksanakan dapat menjaring data yang apa adanya (objektif).

  • Supervisi klinis yaitu supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan dari guru yang disampaikan kepada supervisor. Supervisi klinis ini berbentuk supervisi yang difokuskan  pada peningkatan pembelajaran dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
  • Faktor yang mempengaruhi Supervisi Pendidikan

Menurut Purwanto (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain:

a. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada di kota besar, di kota kecil, maupun di pelosok. Dil ingkungan masyarakat orang-orang kaya atau di lingkungan orang-orang yang pada umumnya kurang mampu. Di lingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain.

b. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab Kepala sekolah/madrasah. Apakah sekolah /madrasah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya. 

c. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD/MI atau sekolah lanjutan, SLTP/MTs, SMU/MA atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu. 

d. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya. 

e. Kecakapan dan keahlian Kepala sekolah/ madrasah itu sendiri. Di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting.

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan