banner 468x60

MIFTAHUL KHAIR : PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

 Uncategorized
banner 468x60
MIFTAHUL KHAIR : PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

Oleh MIFTAHUL KHAIR S.Pd.I Mahasiswa Magister (S2) Manajemen Pendidikan Islam PPs IAIN Batusangkar

Dibawah Bimbingan DR. ASMENSRI M.PdKomunikasi sangat berperan penting bagi kelancaran kegiatan. Jennifer M. George and Gareth R. Jones (2005:437) mendefinisikan komunikasi sebagai, “communication the sharing of information between two or more individuals or groups to reach a common understanding.” Hal ini berarti komunikasi sebagai pembagian informasi diantara dua atau lebih orang-orang atau kelompok untuk mencapai pemahaman yang sama. Informasi/pesan yang diterima dan dipahami dengan baik, menjadikan komunikasi berjalan efektif.

Selain komunikasi, pengambilan keputusan juga memiliki peran yang cukup penting dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah. Colquitt, LePine, Wesson (2008:256) menyatakan pengambilan keputusan merupakan proses menghasilkan dan memilih lebih dari satu alternatif dalam memecahkan masalah (decision making, the process of generating and choosing from a set of alternatives to solve a problem). Dalam mengambil keputusan, kepala sekolah dihadapkan pada pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada. Sehingga dalam memilih alternatif terbaik kepala sekolah diupayakan agar dapat bersikap tegas, mengumpulkan informasi secara maksimal, bersikap hati-hati, melibatkan seluruh warga sekolah, berani mengambil resiko, kreatif, dan suportif.

Robbins and Judge (2011:376)n berpendapat bahwa, “communication is the transfer and the understanding of meaning”. Komunikasi merupakan pemindahan dan pemahaman arti/makna. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah tentunya sangat dianjurkan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Karena dengan kemampuannya dalam berkomunikasi akan sangat membantu dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah, terutama terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia. Dengan kemampuannya dalam pengaturan arus informasi, maka komunikasi dapat diatur sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek kualitas dan kuantitasnya. Selain itu empati, dalam proses komunikasi seorang kepala sekolah perlu memiliki sikap empatik sehingga ia dapat menangkap bagaimana pesan dapat diterima dan diartikan dengan tepat. Dengan melakukan komunikasi yang efektif akan meningkatkan kinerja kepala sekolah.

Komunikasi dalam organisasi dapat digolongkan menjadi komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi ke samping.

  1. Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah ini tidak bisa dipandang sepele karena karyawan memerlukan informasi berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jika mereka tidak memperoleh secara formal, maka sangat mungkin mereka membuat dugaan sendiri atau beralih kepada saluran informasi. Komunikasi ke bawah mengalir dari para manajer tingkat atas atau pimpinan kepada supervisor dan akhirnya kepada karyawan, misalnya dalam bentuk instruksi pekerjaan, kebijakan, prosedur, memo dan publikasi perusahaan.

  • Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas berlangsung dari karyawan kepada para supervisor dan selanjutnya kepada manajer yang lebih tinggi. Efektivitas komunikasi ke atas bergantung kepada hubungan antara pimpinan dan karyawan, pimpinan bersikap terbuka, mau menerima dan mendorong, lebih mungkin memperoleh gagasan dan pendapat dari bawahan.

  • Komunikasi  ke samping

Komunikasi dapat juga berlangsung ke samping atau disebut juga komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang yang sama tingkat otoritasnya dalam organisasi. Komunikasi ini dapat berfungsi secara tatap muka atau melalui berbagai bentuk sistem informal.

Pengambilan keputusan (decision making) pada umumnya diproses oleh pengambil keputusan (decision maker) yang hasilnya merupakan suatu keputusan (decision). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Colquitt, LePine, and Wesson (2009:256) menyatakan,“decision making, the process of generating and choosing from a set of alternatives to solve a problem.” Pengambilan keputusan sebagai proses menghasilkan dan memilih lebih dari satu alternatif dalam memecahkan masalah. Pada suatu pengambilan keputusan kita menggunakan metode yang sudah ditentukan. Metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terdiri atas dua metode, yaitu: keputusan terprogram dan tak terprogram.

1. keputusan terprogram (mengidentifikasi masalah, apakah masalah dikenali, telah ditangani sebelumnya; menerapkan solusi yang tepat, apakah solusi memberikan hasil yang diharapkan),

2. keputusan tak terprogram (mengidentifikasi masalah; apakah masalah telah dikenali, telah ditangani sebelumnya; menentukan kriteria untuk pengambilan keputusan; menghasilkan daftar alternatif yang tersedia, mengevaluasi alternatif kriteria, memilih solusi yang memaksimalkan nilai, menerapkan solusi yang tepat, apakah solusi memberikan hasil sesuai yang diharapkan.

Tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Colquitt terdiri dari:

1. mengidentifikasi masalah dengan seksama, memeriksa situasi dan mempertimbangkan semua pihak yang berkepentingan,

2. mengembangkan suatu daftar alternatif lengkap untuk dipertimbangkan sebagai solusi,

3. mengevaluasi semua alternatif secara simultan,

4. menggunakan informasi yang akurat untuk mengevaluasi alternatif,

5. memilih alternatif yang memaksimalkan nilai.

Implementasi komunikasi yang baik antara penerima pesan dan pemberi pesan akan memberikan dampak positif, karena bila sudah terjalin komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru, staf dan siswa pasti sudah merupakan persepsi untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam implementasi komunikasi, kepala sekolah memperlakukan dan mengakui guru, siswa dan warga sekolah sebagai subjek bukan objek. Implementasi komunikasi ini merupakan suatu pertemuan antara subjek dengan subjek. Kepala sekolah mengakui dan memperlakukan komponen pendidikan sebagai subjek yang sangat penting karena semakin baik seseorang kepala sekolah menganalisa komponen pendidikan lainnya, maka semakin besar kemungkinan terjadinya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah tersebut, namun demikian pasti akan temui hambatan-hambatan dalam implementasi komunikasi organisasi, tergantung bagaimana seorang kepala sekolah mencari jalan keluarnya.

Penyebab terjadinya konflik :

1. Perbedaan pendapat. Konflik dapat terjadi karena perbedaan pendapat dan masing-masing merasa benar. Jika perbedaan pendapat ini meruncing dan mencuat ke permukaan maka dapat menimbulkan ketegangan.

2. Salah paham. Konflik ini terjadi karena kesalahpahaman yang dianggap merugikan orang lain yang menimbulkan rasa kurang nyaman, kurang simpatik dan kebencian.

3. Salah satu atau kedua belah pihak merasa dirugikan. Perasaan kesal, benci, kurang nyaman, kurang simpatik dapat menimbulkan konflik yang dapat merugikan secara materi, moral maupun sosial.

4. Perilaku sensitif. Perasaan terlalu sensitif dapat memandang persoalan yang wajar menjadi tidak wajar dan dapat mengakibatkan konflik.

Adanya beberapa teori yang menganalisa terjadinya konflik/hambatan dalam implementasi komunikasi dalam suatu sekolah/organisasi.

1. Teori Hubungan Masyarakat. Teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan diantara kelompok-kelompok yang berbeda dalam suatu organisasi.

2. Teori Negosiasi. Prinsip Teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami.

3. Teori Kebutuhan Manusia. Teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia, fisik mental dan sosial.

4. Teori Kesalahpahaman antar Budaya. Teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi antara berbagai budaya yang berbeda.

5. Teori Transformasi Teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan oleh masalah ketidak sertaan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.

Dengan adanya pengetahuan kita tentang komunikasi dalam pengambilan keputusan, kita menjadi lebih baik dalam mencapai prestasi yang diharapkan pada suatu organisasi. Terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah untuk mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan prestasi dan profesionalisme dalam mendidik siswa. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukan menarik dan menyenangkan;

2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan agar mereka mengetahui tujuan dari pekerjaannya. Mereka juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut;

3. Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaannya;

4. Pemberian reward atau penghargaan lebih baik daripada pemberian hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman perlu juga diberikan;

5. Usahakan untuk dapat memenuhi kebutuhan para tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberi rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka, memberi pengalaman sedemikian rupa, sehingga para pegawai pernah memperoleh dan merasakan kepuasan dan penghargaan

Pendidikan adalah proses menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan menuntun pada perilaku menjunjung tinggi penghormatan terhadap manusia dan alam semesta. Guru harus mampu melayani semua kebutuhan siswa yang unik dan berbeda-beda. Siswa datang dan pergi, tetapi guru tetap di tempatnya untuk mereformulasi pembelajaran dan pola pendidikan yang akan diberikan pada siswa. Seharusnya reformulasi pembelajaran dan pola pendidikan untuk siswa, mewajibkan guru  terus bergerak mencari model belajar dan menyesuaikannya dengan karakter siswa yang berbeda, tanpa harus ada tagline guru penggerak. Setiap karakter generasi pemelajar (siswa) memberi tantangan, tugas, serta tuntutan peran yang berbeda pada guru.

Tetapi faktanya, tugas-tugas administratif keguruan dan evaluasi pembelajaran seragam sekaligus serentak membelenggu guru untuk lincah bergerak merumuskan kembali perangkat pembelajaran yang digunakan, untuk memfasilitasi siswa belajar. Guru kemudian terjebak melakukan penyeragaman model, strategi, materi, dan penilaian belajar terhadap siswa. Pernyataan Mendikbud Nadiem pada guru Indonesia agar bertransformasi menjadi guru penggerak, sebenarnya adalah upaya mengembalikan peran guru sesuai ajaran KHD. Guru ibaratnya adalah petani, pemulia tanaman. Kalau tugas petani memastikan jagung, padi, maupun sorgumnya tumbuh dengan baik, maka tugas guru adalah memastikan siswa-siswanya dapat tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya masing-masing.

Guru bergerak mengidentifikasi minat, bakat, kebutuhan, dan preferensi siswa, serta membuat pengelompokan sesuai kesamaan hasil identifikasi siswa. Ia kemudian menyusun perangkat pembelajaran sesuai hasil pengelompokan siswa, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang bisa langsung dipahami dan dipraktikkan siswa. RPP berisi tiga komponen inti, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen pembelajaran. Kemdikbud RI berargumen, kegiatan menyusun RPP yang biasanya berisi 10-20 halaman dan menyita waktu yang cukup lama, bisa dialihkan untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Tugas guru mencari tahu formula, yang dapat dilakukan melalui eksperimen dan penelitian tindakan kelas untuk menemukan strategi, model, pembelajaran, menyusun bahan ajar, serta melakukan asesmen yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa. Tidak ada lagi alasan disibukkan dengan penyusunan RPP, yang berlembar-lembar maupun drilling soal-soal untuk USBN maupun UN.

Mendikbud Nadiem menyatakan bahwa redefinisi pendidikan perlu dilakukan, mengingat pola pendidikan hari ini bukan lagi didasarkan pada penguasaan materi sebanyak-banyaknya (aspek pengetahuan dan kognitif) (Kompas, 7 November 2019). Pendidikan kita hari ini lebih bertumpu pada keterampilan lunak yang menjadi bagian dari pendidikan karakter. Keterampilan itu misalnya berempati, berkolaborasi, mahir berkreasi (kreatif), cakap berinovasi, mahir berkomunikasi, percaya diri dalam mengambil keputusan, disiplin dan menghargai waktu, komunikatif dan artikulatif dalam menyampaikan pendapat, dan kemauan untuk terus belajar.

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan