banner 468x60

YUDHIT WAHYU SETYOWATI, MAHASISWA KKN MANDIRI UNIVERSITAS BOYOLALI BERIKAN EDUKASI KELOMPOK TANI BANYUANYAR.

 Regional
banner 468x60
YUDHIT WAHYU SETYOWATI, MAHASISWA KKN MANDIRI UNIVERSITAS BOYOLALI BERIKAN EDUKASI KELOMPOK TANI BANYUANYAR.

 

Boyolali(arwiranews.com) Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang masuk dalam katagori komoditi strategis. Kopi rakyat lebih besar dibandingkan kopi kebun negara dan swasta. Perlu diketahui bahwa kualitas kopi rakyat tergolong lebih rendah bila dibandingkan kopi kebun negara dan swasta.

Guna memperoleh nilai tambah Yudhit Wahyu Setyowati mahasiswa KKN Universitas Boyolali dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing KKN Bapak Fanny Hendro Aryo Putro,S.Sos,M.Ikom memberikan edukasi pengolahan kopi. Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 21 februari 2021 sampai dengan tanggal 31 maret 2021 di Dusun Ngemplak RT 01 / RW 03, Banyuanyar ,Ampel, Boyolali. Kegiatan dilaksanakan dengan cara mendatangi rumah produksi kopi. 

Jenis Kopi yang cukup terkenal saat ini diantaranya :

Kopi Arabika

Kopi arabika awalnya berasal dari negara Brazil. Kopi arabika merupakan jenis kopi pertama yang ditemukan dan dibudidayakan oleh manusia hingga sekarang.

Kopi arabika memiliki ciri-ciri morfologi tanaman sebagai berikut : kopi arabika memiliki perakaran yang lebih dalam, daunnya tipis, percabangan tanaman yang lentur, ukuran biji kecil dengan warna hijau tua hingga merah gelap. Tanaman kopi jenis ini membutuhkan waktu 9 bulan untuk berbunga dan berbuah. Kopi arabika tumbuh di ketinggian 700-1700 m dpl (diatas permukaan laut) dengan suhu 16-20 derajat celcius.

Kelemahan dari jenis kopi arabika ini adalah salah satu jenis kopi yang rentan terhadap serangan penyakit HV Hemileia vastratix atau penyakit karat daun. Namun, kualitas bijinya jauh lebih baik dari kopi liberika dan robusta. Dan juga, kopi jenis arabika terkenal nikmat dan memiliki aroma yang sedap dan kuat.

Kopi arabika saat ini telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya. Di Indonesia sendiri kita dapat menemukan jenis kopi arabika ini dari mulai Aceh sampai di Papua.

2. Kopi Robusta

Kopi robusta awalnya ditemukan di negara Kongo. Jenis kopi ini dapat tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl (diatas permukaan laut) dengan suhu 21-24 derajat celcius. Jenis kopi robusta lebih tahan terhadap serangan penyakit karat daun. Umumnya, jenis kopi ini memerlukan waktu 10-11 bulan untuk proses pembuahan dari bunga hingga menjadi buah.

Kelemahan dari kopi berjenis robusta ini adalah rasanya yang kurang mantap dan cenderung lebih pahit dibandingkan dengan arabika. Harganya pun jauh lebih murah dibandingkan dengan kopi berjenis arabika, sehingga di Indonesia kopi berjenis ini dikenal juga dengan “kopi murah”.

 

3. Kopi Liberika

Kopi liberika berasal dari Liberia, Afrika barat. Kopi liberika dapat tumbuh sekitar 9 meter dari tanah. Jenis kopi ini memiliki ukuran daun, bunga, cabang, buah, dan pohon yang lebih besar dibandingkan dengan jenis arabika dan robusta. Kopi liberika agak rentan terhadap penyakit HV Hemileia vastratix atau penyakit karat daun.

Memiliki kualitas buah yang relatif rendah, namun kopi berjenis liberika mampu berbuah sepanjang tahun dan dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah. Kopi liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia yaitu yang bervarietas Ardoniana dan Durvei.

4. Kopi Ekselsa

Kopi ekselsa berasal dari Afrika barat, pertama kali jenis kopi ini ditemukan di dekat Danau Chad. Kopi jenis Ekselsa ini sangat cocok dibudidayakan di daerah dataran rendah yang basah. Kopi jenis ini sangat mudah dalam hal pembudidayaannya, karena kopi berjenis ekselsa tidak rentan diserang penyakit. Kopi ini juga dapat ditanam di areal lahan gambut.

Di Indonesia, kopi berjenis ekselsa mudah ditemui di kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, karena topografi lahan di daerah sana sangat mendukung untuk ditanami kopi berjenis ekselsa ini. Memang harga dan kualitasnya masih jauh dibawah jenis kopi arabika dan robusta tetapi karena tanaman kopi berjenis ini tidak mudah diserang penyakit, sehingga banyak juga petani kopi yang membudidayakan kopi berjenis ekselsa ini.

 

 

Dengan  simulasi atau langsung praktek pengolahan pembuatan kopi  dilaksanakan. Simulasi ini dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat dengan berpedoman pada 6 langkah pengolahan kopi sebagai berikut:

  • Pencucian , untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisokipermukaan kulit tanduk
  • Pengeringan, untuk mengurangi kandungan air dalam biji.
  • Penyangraian, untuk menurunkan kadar air biji sampai dibawah 4% dan bertujuan    untuk membentuk aroma dan cita rasa kopi.
  • Pendinginan, untuk menurunkan suhu biji kopi setelahproses penyangraian.
  • Penghalusan,proses penghalusan biji dilakukan dengan alat penghalus sampai diperoleh kopi bubuk dengan ukuran partikel tertentu.
  • Pengemasan,untuk mempertahankan aroma dan citarasa kopi bubuk yang akan didistribusikan.
banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan