Sektor pertanian termasuk salah satu sektor yang terkena dampak dari pandemi covid-19 i tetapi pertanian di boyolali tidak terlalu terkena dampak tersebut, karena pertanian daerah boyolali berada di desa-desa yang jauh dari keramaian masyarakat luar.
Boyolali merupakan daerah yang sebagian besar wilayahnya berada di kaki gunung merapi dan merbabu, sehingga tanah-tanah cukup subur untuk ditanami buah-buahan maupun sayuran. Sebagian besar warga boyolali memilih menjadi petani dan buruh tani untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Namun pada masa pandemi seperti ini apakah yang dilakukan petani di Boyolali?
Petani di Boyolali tak pantang semangat, bekerja dalam kondisi pandemi covid-19 yang menjadi momok beberapa bulan terakhir ini, karena sektor pertanian termasuk garda terdepan dalam pemenuhan kebutuhan karbohidrat, gizi dan vitamin untuk masyarakat. Petani di Boyolali tetap melaksanakan aktivitas bertani seperti biasa dengan selalu memperhatikan protokol kesehatan dan mendapatkan edukasi mengenai wabah virus corona, sehingga membuat warga boyolali tidak kekurangan bahan pangan.
Walaupun dampak dari petani dalam budidaya tanaman hanya kecil, tetapi petani juga kesulitan dalam menjual produk hasil pertaniannya, selain karena sulitnya akses keluar wilayah, juga karena banyak pasar-pasar tradisional yang tutup. Sehingga mau tidak mau petani lokal yang sedang panen besar-besaran harus mengalami kerugian. Tetapi Petani-petani milenial Boyolali, mendapat peluang berbisnis dalam era pandemi ini, dengan memanfaatkan hp pintarnya sebagai alat untuk menghasilkan uang lebih, misalnya berjualan
Penulis: Tri Widiastuti, Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Boyolali