banner 468x60

Transformasi Digital dan Kekuatan Perempuan Indonesia Melawan Covid-19

 Opini
banner 468x60
Transformasi Digital dan Kekuatan Perempuan Indonesia Melawan Covid-19

 

Oleh Desi Sommaliagustina*

 

Penyebaran virus corona covid-19 telah menyebabkan terjadinya perubahan sosial di masyarakat dan terjadinya adaptasi kultural. Dimana masyarakat kita mengalami penyesuaian moda budaya dari langsung menuju tidak langsung. Dengan kata lain, akibat wabah pandemi ini, mau tidak mau mengalihkan moda budaya masyarakat kita dari yang bersifat langsung (tatap muka) menjadi tidak langsung yakni dunia maya. Dampaknya, masyarakat secara kolektifitas bermigrasi ke ruang virtual. Sehingga dunia maya penuh sesak dengan ekspresi dan layar tangkap kamera dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara virtual.

 

Kegiatan virtual yang marak terjadi hari ini misalnya dengan mudah kita temukan sejumlah kegiatan seminar, perkuliahan, rapat kerja yang dilakukan di dalam jaringan (daring). Apabila melihat beberapa bulan ke belakang, kegiatan-kegiatan secara virtual yang marak diselenggarakan hari ini tentu merupakan sesuatu yang jarang dilakukan atau bahkan tidak pernah terpikirkan akan terjadi seramai hari ini. Meskipun kita tidak fungkiri bahwa jauh hari sebelum covid-19 mewabah, aktivitas secara virtual telah pula dilakukan namun kuantitasnya tentu tidak seramai hari ini dan cenderung dilakukukan hanya pada saat-saat tertentu.

 

Akan tetapi, hari ini kita dengan mudah menemukan beragam layar tangkap kamera seusai pertemuan seperti rapat, seminar, aktivitas perkuliahan yang dilakukan secara daring dibagikan diberbagai media sosial. Banyaknya beredar layar tangkap kamera di berbagai media sosial  seusai rapat atau pertemuan, menunjukkan bahwa kegiatan secara daring selama covid-19 masyarakat dituntut untuk bisa dan terbiasa mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkan teknologi.

 

Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan sosial dimana sebelumya helat semacam seminar, rapat kerja dilakukan secara langsung dengan bertatap muka di sebuah ruangan. Tetapi hari ini karena covid-19 dilakukan secara daring. Dengan kata lain kita telah melakukan peubahan dari pertemuan konvensional ke digitalisasi. Masyarakat dituntut bisa dan terbiasa. Sehingga mau tidak mau terjadi perubahan pada masyarakat baik perubahan pada cara berkomunikasi, cara berpikir, dan cara berprilaku manusia. Dan menariknya, pertemuan yang dilakukan secara daring  bisa membuat orang-orang beriteraksi antar wilayah bahkan melintasi batas-batas teritorial. Seperti halnya seminar yang dilaksanakan secara daring yang digelar oleh Komunitas Dosen Penulis dan Peneliti Indonesia (Kodepena) belum lama ini, yang bertajuk Bincang Perempuan. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari. Hari pertama diisi oleh  Fifi Rahmi Oktini, ia merupakan perempuan ikaxa againts corona dan perempuan ikaxa peduli dan Ade Safira, Diplomat Sekretaris 1 dan Pelaksana Fungsi Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia Amman, serta Rani Siti Fitriani, Ketua Kodepena Pusat dan Ketua Aksi Peduli Padamu Negeri .

 

Sedangkan pada hari kedua kegiatan seminar yang dilalukan di dalam jaringan yang terhubung dengan internet tersebut  mengusung tema Energi, Sinergi dan Kolaborasi Perempuan Indonesia di Tiga Negara. Dimana yang didaulat sebagai pembicara sesi kedua Bincang Perempuan tersebut adalah Sinta Agathia, Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Ankara Turki, Ismi Rohimaningsih, Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Amman, dan Rani Siti Fitrani. Sesi ketiga Bincang perempuan diisi oleh Yang Mulia Siti Nugraha Mauludiah, Duta Besar KBRI Warsawa Polandia, sekaligus Dewan Penasehat Kodepena dan Rani Siti Fitriani. Hari ketiga merupakan puncak sesi Bincang Perempuan yang dilaksanakan Kodepena. Dalam tiga sesi Bincang Perempuan tersebut, secara garis besar perempuan Indonesia yang didaulat menjadi narasumber berbicara tentang perannya di berbagai negara dalam berkontribusi untuk negara, serta peran dan upaya yang telah dilakukan dalam melawan covid-19 yang menjadi ancaman kematian global.

 

Jika ditilik tiga sesi kegiatan seminar bertajuk Bincang Perempuan tersebut menghadirkan pembicara perempuan Indonesia yang berada di berbagai negara. Artinya ketika kegiatan serupa seminar dilakukan secara virtual, ia bisa dikuti oleh orang-orang dari bebagai wilayah, kemudian dipertemukan dalam sebuah forum yang mana di dalam forum tersebut antara peserta dan narasumber bisa saling berinteraksi satu sama lain meskipun berada di negara yang berbeda. Artinya, kegiatan secara daring mampu menembus batas-batas teritorial sebuah negara melalui perangkat teknologi di genggaman.

 

Dari hal tersebut, sebuah benang merah dapat ditarik bahwa perubahan sosial akibat pandemi corona covid-19 mau tidak mau memaksa masyarakat mengikuti perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi dan merealisasikannya dalam kehidupan. Di sisi lain, tampak jelas pula meskipun di tengah wabah, manusia tetap membutuhkan kesempatan secara langsung untuk berpartisipasi dan saling berinteraksi aktif dalam kehidupan di sekitarnya. Dan apabila direnungkan, disaat social distancing atau keadaan yang memaksa kita menjaga jarak sebagaimana hari ini, seharusnya tidak membuat kita “mati gaya”. Kita tetap bisa melakukan banyak hal meski di tengah pandemi, tentunya sesuai porsi kita masing-masing serta sesuai kekuatan kita sebagai manusia. Hal-hal yang bisa kita lakukan misalnya sebagaimana yang telah dilakukan oleh perempuan-perempuan Indonesia di berbagai negara seperti yang dipaparkan dalam seminar virtual Bincang Perempuan belum lama ini. Sehingga meskipun kita harus tinggal di dalam rumah yang entah sampai kapan ujungnya, kita tetap terus belajar menjadi manusia yang tidak mudah menyerah melawan pandemi covid-19.

 

 

*Desi Sommaliagustina adalah Dosen Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Riau dan Wakil 1 Sekretaris Umum Kodepena Pusat. Saat ini sedang menempuh studi pada Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Andalas.

banner 468x60

Author: 

Related Posts

2 Responses

  1. irene25/05/2020 at 17:19Reply

    sangat luar biasa pendapatibu

    • Author

      admin27/05/2020 at 11:57Reply

      Terimakasih kak Irene.

Tinggalkan Balasan