Pandemi covid-19 membuat masyarakat harus pandai-pandai dalam memanfaatkan peluang. Hal ini yang di alami salah satu warga Dusun Gender yaitu Bapak Wahyudi harus banting setir dari pekerjaannya. Hal ini di lakukan lantaran dirinya yang sebelumnya bekerja sebagai salah satu pegawai hotel di Solo merasakan imbasnya. Pasalnya ia harus diberhentikan sementara karena tempat ia bekerja terkena dampak pandemi covid-19. Segala macam cara ia gunakan untuk bertahan hidup dimasa pandemic ini salah satunya dalah menanam jahe.
KKN Universitas Boyolali tahun 2021 ini dilaksankan berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya pedemi covid-19. KKN Universitas Boyolali tahun ini dilakukan secara mendiri di desa masing-masing. Dari sepenggal permasalahan ekonomi yang terjadi di Dusun Gender tersebut saya memberikan progam kerja yaitu pendampingan terhadap penanaman jahe yang dilakukan Bapak Wahyudi serta memanfaatkan lahan depan rumah untuk ditanami tanaman jahe agar lahan depan rumah juga dapat menjadi tempat untuk mengembangkan usaha pembibitan tanaman jahe ini.
Jahe adalah salah satu tanaman rimpang atau empon-empon yang dimasa pandemic ini harganya melambung naik. Hal ini dikarenakan jahe adalah salah satu tanaman hebal yang dikonsumsi dalam upaya pencengahan virus tersebut. Tanaman herbal yang kaya serat dan manfaat ini merupakan jenis apotek hidup yang punya banyak manfaat untuk kesehatan. Penggunaannya pun cukup beragam, bisa dijadikan tanaman herbal, hingga bumbu dapur yang dapat meningkatkan rasa makanan secara alami.
Jahe ( zingiber officinale ) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe sangat bermanfaat dan multiguna, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Oleh karena itu pengembangan jahe baik skala kecil maupun skala besar harus didukung dengan budidaya secara optimal maupun berkesinambungan.
Perlu diingat, ada beberapa jenis varietas jahe yang perlu kamu ketahui sebelum menanamnya. Masing-masing jenis varietas jahe tersebut memiliki khasiat yang baik, khususnya jika kamu sedang memulai hidup organik.
Adapun, varietas jahe tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.
Jahe gajah (jahe putih besar)
-Jahe gajah memiliki rimpang berukuran besar dan gemuk dibandingkan varietas lain.
-Jenis jahe ini paling disukai oleh banyak orang, mengingat rasanya yang tidak terlalu pedas di tenggorokan.
-Jahe gajah sering disebut jahe badak (Jawa Barat), jahe ganyong (kuningan), dan jahe kapur (Jawa Timur).
Jahe emprit (jahe putih kecil)
-Umbi jahe jenis emprit ini umumnya berukuran kecil dan cenderung berlapis-lapis.
–Varietas jahe emprit umumnya dipanen ketika usia bibit jahe sudah tua.
-Rasa jahe emprit ini cenderung sedikit lebih pedas ketimbang jahe gajah karena menghasilkan minyak atsiri yang lebih tinggi.
-Ada juga yang menyebut jika jahe emprit sebagai jahe sunti.
Jahe merah
-Umumnya, ukuran rimpang jahe merah lebih kecil jika dibandingkan jahe emprit.
-Umbinya pun berukuran kecil berlapis, beraroma tajam, warnanya kemerah-merahan sampai jingga muda dengan diameter sekitar 4-4,5cm.
-Dibanding jahe gajah dan jahe emprit, rasa jahe merah cenderung paling pedas.
-Tak ayal jika jahe merah sering digunakan sebagai obat herbal yang sangat berkhasiat.
Manfaat jahe banyak sekali diantaranya adalah : rimpang jahe dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman.
Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
Dari beberapa uraian tentang varietas dan manfaat jahe ini yang membuat Bapak Wahyudi mencoba mengembangkan jahe melalui media polybag dan karung. Selain untuk dipanen ketika sudah besar tanaman jahe milik bapak Wahyudi ini juga dijual dalam bentuk tanaman. Banyak pembeli dari luar daerah yang tertarik untuk membeli pohon jahe ini. Bibit jahe ini di jual dengan harga 3.000 sampai 5000. Hal itu yang membuat bapak Wahyudi semakin giat dalam bercocok tanam tanaman jahe karena banyak manfaat yang diperoleh di dalamnya.