banner 468x60

Sehat Negriku, Bangkit Indonesiaku Oleh : Nana Novariana Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia/ Mahasiswa Doktor Penyuluh Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Promkes Universitas Sebelas Maret

 Opini
banner 468x60
Sehat Negriku, Bangkit Indonesiaku  Oleh : Nana Novariana  Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia/  Mahasiswa Doktor Penyuluh Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Promkes Universitas Sebelas Maret

 

Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati setiap tanggal 12 November setiap tahunnya. HKN ini memiliki sejarah penting bagaimana Indonesia telah berjuang keras untuk memberantas wabah penyakit malaria. Peringatan HKN ini merupakan penghormatan atas keberhasilan yang Indonesia capai dalam memberantas wabah malaria pada tahun 1964. Pada saat ini pun, diharapkan semangat Indonesia dalam memberantas malaria itu harus ditanam kembali untuk melawan pandemi COVID-19 yang masih terjadi.

Bila kita tarik kembali ke masa era 50-an, diamana penyakit malaria merupakan penyakit yang terbanyak penderitanya dan berjangkit di seluruh Indonesia. Ratusan ribu jiwa telah meninggal akibat malaria yang sebenarnya, melalui penyelidikan dan pengalaman bahwa penyakit malaria di Indonesia dapat dieliminasi.

Untuk menghadapi hal tersebut, pada tahun 1959 dibentuklah Dinas Pembasmian Malaria yang pada bulan Januari 1963 dirubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM). Pembasmian malaria ditangani secara bersama oleh pemerintah, WHO, USAID dan direncanakan pada tahun 1970 malaria akan hilang dari bumi Indonesia.

Setelah melalui banyak hal dan perjuangan selama lima tahun Indonesia, akhirnya program pemberantasan malaria berhasil. Sebanyak 63 juta penduduk Indonesia pada saat itu dapat terlindung dari penyakit malaria. Maka keberhasilan pemberantasan malaria pada tanggal 12 November 1964 itulah yang kemudian ditetapkan oleh pemerintah sebagai peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN). Dan tanggal 12 November 1964 diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang pertama.

Sama seperti halnya masa itu, saat ini pun Indonesia sedang menghadapi masa yang sama sulit dan butuh perjuangan seperti 58 tahun yang lalu, dimana Indonesia harus berjuang keras dengan segala kemampuan dan upaya untuk melawan penyakit yang sudah merebak selama 2 tahun terakhir ini.

Iya, saat ini Indonesia sedang menghadapi penyakit COVID-19, sudah banyak korban yang berjatuhan, bahkan secara besar-besaran sudah mengurangi jumlah populasi Indonesia. Seperti yang sudah kita ketahui bersama saat ini, virus ini sudah banyak mempengaruhi kehidupan Indonesia dari berbagai bidang dan sisi. Bukan hanya bidang Kesehatan, bahkan bidang sosial, politik, dan ekomoni juga mendapatkan dampak yang luar biasa dari penyakit ini.

Berbagai varian COVID-19 pun sudah pernah “menguasai” Indonesia dalam 2 tahun terakhir, tidak sedikit pula korban dari penyakit ini, terutama tenaga Kesehatan yang merupakan garda terdepan Indonesia tidak luput menjadi korbannya.

Berbagai upaya dari pemerintah sendiri juga sudah sangat banyak sekali dilakukan untuk menghadai penyakit ini, mulai dari pemberian imunisasi vaksin sampai upaya peningkatan Perilaku Hidup Besih Dan Sehat (PHBS) pun sudah dilakukan. Tetapi ternyata hal ini masih belum dapat teratasi, dan korban jiwa juga masih cukup banyak.

Bahkan pada bulan Oktober 2022, Kementrian Keseharan (Kemenkes) RI telah mengkonfirmasi masuknya varian COVID-19 yang baru, yakni Subvarian Omicron XBB. Berdasarkan data dari Kemenkes RI, subvarian Omicron baru tersebut sudah terdeteksi 48 kasus di sejumlah provinsi di Indonesia. Kemunculan COVID XBB ini belakangan diyakini menjadi pemicu kasus COVID-19 kembali merebak.

Kemenkes sendiri beberapa waktu lalu telah mewanti-wanti masyarakat Indonesia lantaran subvarian ini sangat menular dibandingkan dari varian sebelumnya maupun subvarian lainnya. Mereka menyebut penularan Omicron XBB 1,7 kali lebih cepat dibandingkan Omicron pertama.

Dengan kembali munculnya varian baru dari COVID-19 ini, menjadikan peringatan bagi kita Bersama bahwa perjuangan kita masih panjang. Belum saatnya bagi kita untuk lengah dengan kondisi dan kedaan yang ada. Kita masih harus lanjutkan perjuangan, bahkan harus lebih kuat dari sebelumnya.

Upaya masyarakat yang paling mudah dilakukan adalah dengan mendukung seluruh program pemerintah yang telah dicanangkan dalam 2 tahun terakhir ini. Kita bisa memulai perjuangan ini dari diri sendiri dan keluarga bahkan dengan mengingatkan orang-orang disekitar kita. Yakni dengan disiplin menggunakan masker ketika keluar rumah, cuci tangan pakai sabun di air mengalir sebelum dan sesudah makan, dan menghindari serta meminimalisir kerumunan. Serta mendukung pemerintah dengan melakuan imunisasi vaksin COVID-19.

Sebagai masyarakat umum, hal ini pun dapat menjadikan kita sebagai salah satu pejuang, karena masa perjuangan tidak hanya dengan cara mengangkat senjata melawan musuh seperti masa penjajahan dulu. Membantu pemerintah dengan patuh mejalankan arahan juga salah satu perjuangan, dan pantas dikatakan sebagai pahlawan.

Pemanfaatan media masa saat ini pun harus dengan bijak, jangan sampai kita terprovokasi dengan berita yang beredar, pastikan kita selalu mengkonfirmasi berita tersebut melalui situs-situr resmi dan terpercaya. Karena dengan melakukan hal seperti ini, dapat mengurangi kepanikan masyarakat akan hal-hal yang sebenernya tidak perlu dikhawatirkan. Dengan memiliki jiwa yang sehat, hal ini akan membantu meningkatkan imunitas kita, sehingga kita semakin siap menghadapi gempuran COVID-19 saat ini.

Ingat, perjuangan kita masih belum berakhir, melalui peringatan HKN ke-58 ini, kita tunjukkan bahwa pada saat kondisi terburuk pun kita harus kembali bangkit, kita harus pulih kembali. Kalau kita bangkit maka ekonomi juga akan kembali meningkat. Dan saat ini momen paling tepat melakukan reformasi atau perubahan-perubahan. Peringatan HKN ke-58 dapat menjadi peluang dalam mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat yang lebih prima, lebih luas jangkauannya dan juga lebih cepat dalam memberikan layanan masyarakat.

Hal itu dapat dilakukan melalui transformasi kesehatan dengan 6 pilar antara lain transformasi Layanan Kesehatan Primer, transformasi Layanan Rujukan, transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, transformasi SDM Kesehatan, dan transformasi Teknologi Kesehatan.

Dengan selalu mendukung program-program dan arahan pemerintah, harapan kita untuk kembali sehat dan bangkit bersama akan menjadi peluang yang sangat besar. Karena dengan Kembali sehat negri ini, maka kiat akan lebih siap untuk bangkit kembali.

 

Selamat memperingati Hari Kesehatan Nasional Ke-58.

Sehat Negriku, Bangkit Indonesiaku!!

 

Referensi

https://www.detik.com/jabar/berita

https://health.detik.com/berita-detikhealth

 

https://kompas.com/trend/read

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan