Sektor kewirausahaan memiliki peranan penting dalam menjalankan roda perekonomian.. Konsep enterpreneurship (kewirausahaan) pertama kali diperkenalkan oleh seorang ekonom Jerman yang bernama Richard Cantillon sekitar abad ke-18 kemudian dikembangkan oleh Joseph Schumpeter. Menurut Zimmerer dan Scarborough bahwa kewirausahaan merupakan suatu proses pengimplementasian kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan yang dihadapi serta menemukan peluang untuk meningkatkan usaha. Seiring dengan perkembangan zaman serta persaingan yang semakin ketat, tingginya mobilitas masyarakat, inovasi, perubahan pola pikir, pemenuhan kebutuhan, keinginan dan pengetahuan masyarakat menjadikan peranan kewirausahaan begitu sangat penting. Berbagai pihak telah menyadari pentingya peranan kewirausahaan atau enterpreneurship dalam kegiatan perekenomian. Pengembangan kewirausahaan merupakan salah satu solusi untuk menjawab masalah tingginya angka pengangguran di negara ini, mengembangkan jiwa enterpreneur akan menciptakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, peran kewirausahaan sebagai motor penggerak jalannya roda perekonomian, juga sebagai penyedia lapangan kerja. Seorang enterpreneur (wirausahawan) juga memiliki peran dalam meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Apabila wirausahawan mampu mengekspor produknya maka akan menjadi sumber devisa. Selain itu, enterpreneur juga dapat menjalankan fungsi sosialnya untuk memajukkan bangsa melalui sumbangan-sumbangannya di pendidikan, budaya, kesehatan dan sebagainya.
Saat ini rasio jumlah enterpreneur di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan negara lain, hanya berada pada kisaran 2 persen dari total penduduk. Padahal, memilih untuk berwirausaha berpeluang untuk meningkatkan penghasilan bagi masyarakat dibandingkan menjadi karyawan. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Thomas Stanley dan William Danko bahwa orang-orang yang memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja untuk orang lain atau karyawan biasa. Dulu menjadi enterpreneur bukanlah pilihan menarik bagi para sarjana karena pekerjaan sebagai pegawai negeri lebih bergengsi dan menjadi impian setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya. Tetapi saat ini pola pikir dan pengetahuan telah mengubah prinsip bagi sebagian orang. Istilah kewirausahaan kini menjadi fenomena serta konsep yang telah digunakan dalam multidisplin, masalah pengembangan kewirausahaan lebih efektif muncul sebagai salah satu topik yang paling banyak diteliti.
Dalam perspektif kesetaraan gender atau emansipasi wanita, perubahan gaya hidup, dan meningkatnya peluang di bidang wirausaha menyebabkan peranan perempuan semakin pentingnya di berbagai bidang terutama di bidang ekonomi dan bisnis yang menciptakan banyak pengusaha perempuan (woman enterpreneur). Hal ini menunjukkan bahwa hak dan status perempuan telah disejajarkan yang sama dengan laki-laki. Isu mengenai kesetaraan gender telah tertuang salam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Sebagaimana dipertegas oleh teori Hurley dalam Feminist Theory of Enterpreneurship bahwa gender merupakan sebuah konstruk sosial yang mempengaruhi individu dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Program kewirausahaan telah ditawarkan di lembaga pendidikan dalam rangka memberdayakan kaum perempuan. Woman enterpreneur tengah menjadi topik yang mengalami peningkatan di seluruh penjuru dunia dengan bidang wirausaha yang beragam mulia dari kuliner, fashion, kecantikan, kebugaran dan lain-lain. Dengan berwirausaha yang diawali dengan membuka usaha home industri seperti online shop apalagi di masa pandemi Covid-19 ini bisnis online merupakan pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Bisnis yang dapat dilakukan dirumah seperti membuka usaha jahit, butik, bisnis kuliner, menjual pulsa elektrik, usaha laundry, toko sembako, toko kosmetik, jasa salon. Kaum perempuan terutama ibu rumah tangga akan memperoleh penghasilan tanpa harus bekerja di luar rumah, tidak sepenuhnya bergantung pada penghasilan suami, dan tetap menjalankan kewajiban dalam mengurus rumah tangga, hal ini akan membantu perekonomian keluarga, dapat membantu perekonomian orang lain melalui penyerapan tenaga kerja atau pun mitra bisnis.
Berbagai hambatan juga dialami oleh para pengusaha perempuan dalam menjalankan bisnis mereka, di antaranya kekhawatiran untuk gagal jika menjalankan bisnisnya, dukungan dari keluarga, kesetaraan gender membuat sebagian perempuan masih ragu untuk memulai bisnis dan usaha sendiri, sulitnya mengembangkan ide, keterbatasan kualitas sumber daya manusia yang kompeten, perempuan memiliki peran ganda sehingga tugas-tugasnya semakin berat sementara dalam berbisnis harus fokus. Selain itu, secara eksternal masih terdapat beberapa pengusaha perempuan belum memperoleh perizinan secara resmi dan tidak terdata pada dinas terkait.
Beberapa faktor juga dapat mempengaruhi timbulnya minat wirausaha bagi perempuan, seperti, pengalaman, kepribadian, serta faktor pendidikan dan pengetahuan kewirausahaan sebagai bekal dalam melakukan aktivitas untuk memulai usaha yang baru dirintis, pengetahuan kewirausahaan tersebut baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun dari luar diri seperti lingkungan pergaulan, dukungan keluarga. Dalam teori yang Feminist Theory of Enterpreneurship dikemukakan bahwa pengetahuan tentang kewirausahaan terbentuk melalui kondisi sosial.
Secara umum bagi perempuan yang berwirausaha memiliki motivasi tersendiri yang membuat mereka bersemangat di antaranya karena alasan:
- Mencari keuntungan (profit), keuntungan merupakan motivasi penting dalam menjalankan usaha. Menurut majalah Forbesbahwa hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya merupakan wirausahawan generasi pertama.
- Untuk memperoleh penghargaan, sebab wanita yang punya modal akan lebih dihargai di mata masyarakat. Kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat dapat menimbulkan semangat, sikap dan perilaku serta kesadaran dan’orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat.
- Melakukan perubahan, dengan berwirausaha memberi peluang bagi perempuan untuk melakukan perubahan. Pelaku bisnis senantiasa selalu ingin mencoba dan mempelajari hal baru untuk menangkap peluang bagi kesuksesan bisnisnya.
- Mengeksplor potensi diri yang dimiliki, bagi sebagian orang, berwirausaha merupakan wadah untuk mengaktualisasikan diri, meningkatkan kreativitas dan inovasi untuk menunjang bisnsnya. Salah satu tujuan kewirausahaan adalah dapat mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
- Melakukan hobi, bagi para pebisnis menjalankan bisnis bukanlah suatu beban pekerjaan tetapi mereka menanggap sebagai hobi, baginya bekerja merupakan hal yang membosankan dan tidak menantang, maka dengan berbisnis melakukan sesutu yang disukai sehingga menimbulkan rasa puas dalam dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh McKey “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda”
Dalam konteks woman enterpreneur, menurut data dari Bank Indonesia (2018) telah mencatat total Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai 57,83 juta dengan lebih dari 60% dikelola oleh perempuan dimana jumlah pelaku UMKM perempuan yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai 37 juta dari total penduduk Indonesia sebesar 270 juta jiwa. Sementara dalam Indeks Global Destination Cities 2018 oleh Mastercard International seperti yang dikutip (www.pebisnis.com). Indeks pengusaha perempuan Indonesia menempati urutan ke-30 dengan skor 62,4 dan terpaut selisih sebesar 11,8 dari negara tertinggi adalah Selandia Baru (74.2), kemudian Swedia (71.3), Kanada (70.9), Amerika Serikat (70.8), Singapura (93.2), Portugal (69.1), Australia (68.9), Belgia (68.7), Filipina (68.0) dan Inggris (67.9).
Menghadapi era digital dan industri 4.0, jumlah pengusaha perempuan (woman enterpreneur) semakin besar peranannya dalam memajukan ekonomi. Perempuan asal Indonesia telah menunjukkan eksistensinya dalam bisnis dan tidak sedikit telah berkiprah di kancah internasional dalam mengembangkan bisnisnya. Beberapa nama woman enterpreneur yang sukses memimpin perusahaan besar dan masuk dalam daftar perusahaan yang diperhitungkan bukan hanya di Indonesia tetapi menembus pasar internasional sebut saja Winnie, seorang perempuan asal Surabaya dengan brand terkenal Mischka Aoki dimana koleksinya menembus pasar di berbagai negara seperti Perth, Australia New York sampai Moskow. Nama lain yang turut meramaikan kancah bisnis adalah Wendy Sui Cheng Yap yang merupakan Co-Founder dan pimpinan Nippon Indosari, sebagai produsen dan distributor Sari Roti salah satu produsen dan distributor Sari Roti yang telah mengembangkan bisnisnya sampai ke Filipina dan beberapa kali masuk dalam daftar wanita tangguh versi majalah Forbes Asia.
PROFIL PENULIS
Penulis berasal dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dan menetap di Kota Makassar. Saat ini penulis bekerja sebagai dosen tetap yayasan pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pembangunan Indonesia (STKIP-PI) Makassar, Yayasan Pembangunan Indonesia Makassar (YASPIM), program studi Pendidikan Ekonomi sejak tahun 2010. Penulis menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YPUP) Makassar tahun 2005 kemudian melanjutkan pendidikan Strata Dua (S2) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YPUP) Makassar tahun 2010 program studi magister manajemen. Penulis berkesempatan melanjutkan ke jenjang strata tiga (S3) melalui beasiswa pada program doctoral Universitas Hasanuddin (UNHAS) program studi ilmu ekonomi, jurusan manajemen dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2018.