Chania R. Santoso : Tentang Kehidupan

Saya akan mengawali coretan ini dengan kata yang sederhana, “Janganlah pernah menyerah ketika Anda masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai Anda berhenti mencobanya ” Don’t give up when you still have something to give. Nothing is really over until the moment you stop trying, saya kutip dari – Brian Dyson.

Semua orang memiliki asa dan impian yang sama dalam kehidupan, yaitu kata ‘ BAHAGIA’. Bahagia bisa diartikan banyak hal, mulai dari memiliki harta yang melimpah, punya karier cemerlang, punya anak yang soleh, punya rumah tangga yang harmonis, punya banyak kawan dan sahabat bahkan memiliki jabatan dan tahta termasuk pendidikan yang sempurna.

Tapi sayangnya kebahagiaan itu tidak pernah ada habisnya. Bahkan manusia terkesan tidak pernah puas dengan kebahagiaan yang telah dicapai, hingga ketitik yang paling diimpikan pun masih merasa belum puas. Akhirnya lupa dimana hakekat dari kehidupan itu sendiri tidak terlepas dari bentuk persinggahan sementara di dunia sebelum menjalani lanjutan hidup di alam ke kekal nan abadi.

Seharusnya kita sadar bahwa menjalani kehidupan tentu tidak pernah terlepas dari berbagai macam masalah dan cobaan. Cobaan dan masalah sama sekali tidak bisa diduga apalagi diprediksi sebelumnya. Terkadang datang begitu cepat dan mendadak, yang tak disangka dengan beragam bentuk. Tapi cobaan maupun masalah yang kita hadapi kadarnya yang kuasa sudah mengukurnya dimana masalah dan cobaan diberikan tidak akan lebih dari kemampuan manusia itu sendiri.

Layaknya roda kehidupan yang terus berputar, tergantung manusianya sendiri mau sabar atau tidak. Tapi dengan syarat harus banyak bersyukur, kemudian banyak berusaha tanpa putus asa yang dibarengi dengan doa yang tak pernah terputus. Saya yakin seberat apapun yang dihadapi akan terasa ringan dijalani. Mengapa? Itulah kuasa dari sang maha pencipta di dunia ini yang tahu segalanya apa yang dihadapi.

Yang terpenting kita mencoba menjalani romantika kehidupan dengan banyak berprsangka yang baik, jangan justru banyak berburuk sangka atau Suudzon kepada orang lain. Gunakan cara berpikir yang positif dengan mencoba mengambil semua hikmah dan pelajaran dari apa yang menjadi masalah yang sedang kita hadapi. Sebab, diyakini upaya ini akan menjadi solusi yang terbaik dalam menyelesaikan semua persoalan yang ada.

Hidup itu ibarat kita menjalani pendidikan di sekolah. Dimana menjadi kewajiban unruk terus belajar dengan tekun setiap waktu tanpa mengenal lelah, tanpa gelar, dan ijazah di sebuah sekolah yaitu sekolah kehidupan. Hidup juga bisa diibaratkan pasien yang sementara terkapar tak berdaya di ruang ICU rumah sakit. Dimana kita diwajibkan untuk mengikuti semua petunjuk dokter yang menangi kita, sebab kita sudah mempasrahkan diri, bukan sebaliknya menuntut diluar petunjuk yang sudah dianjurkan. Insya Allah semuanya akan berjalan apa adanya, dan apa yang kita harapkan menjadi impian atas berkatnya.

Dan hidup itu sebuah proses perjalanan panjang untuk sebuah pencapaian. Dimana kita diharuskan berjalan menyusuri jalan lurus, jalan berliku, atau lorong-lorong gelap, berlembah, atau bahkan bertebing yang curam dengan jurang yang begitu dalam demi menggapai sebuah mimpi dan harapan yang menjadi tujuan kita. Namun, dari semua hal itu pada hakekatnya kita hanya mampu menjalani, menikmati, dan mensyukuri apa yang telah ada untuk kita sebagai anugerah Tuhan yang maha kuasa, seraya kita terus berbuat, berupaya, dan menanti apa yang menjadi harapan kita di masa yang akan datang.

Terkadang hidup itu seperti drama dengan segala alur cerita sesuai sutradara. Sutradara hebat tiada tanding tiada banding, yaitu Tuhan semesta alam. Ikuti alur cerita, perankan peran sesuai porsinya, dan keluarlah sebagai pemenangnya.

Untuk menjaga keseimbangan hidup kita perlu gunakan akal pikiran, hati nurani, dan naluri dalam menjalani hidup. Semoga kita tidak tersesat di jalan gelap di alam kehidupan. Amin !!!

Tangerang, 15 Juli 2020

Chania R. Santoso