Chania R. Santoso : Membenci Pembenci.

arwiranew 12/11/2020 Opini438 views

Raden Ngabehi Rangga Warsita adalah pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta. Beliau dianggap sebagai pujangga besar terakhir tanah Jawa. Nama kelahiran beliau adalah Bagoes Boerhan. Beliau lahir di Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Hindia Belanda pada tanggal 14 Maret 1802 dan meninggal pada tanggal 24 Desember 1873 secara misterius.

Membaca tulisan R. Ng. Ranggawarsita membuatku mengerti bahwa, “membenci para pembenci, sama halnya melanggengkan dan meluaskan kebencian”.
Sepertinya baik disalah satu, sebenarnya tiada beda tiada rasa. Mereka meluapkan perasaan ketidaksukaan terhadap sesuatu dengan cara membenci orang yang bersangkutan.

Di dalam kebencian para membenci dan yang dibenci memiliki alasan kuat untuk pembenaran atas sudut pandang masing-masing yang dipandang sebuah kesalahan oleh pihak yang berseberangan. Lalu bagaimana sikap terbaik untuk menghadapi para pembenci ? Sikap terbaik untuk menghadapi para pembenci adalah diem dan terus berbuat baik membangun jutaan karya yang lebih banyak dari mereka yang telah membenci kita. Mengapa demikian ? Jika menunjukkan sikap yang sama dengan cara membenci, maka tidak akan ada perbedaan di antara kita dengan mereka yang membenci kita.

Ibarat sebuah pintu rumah yang kita gedor dengan paksa dan sangat keras, mungkin si empunya rumah akan membuka pintu. Tetapi, terbukanya pintu itu tidak bukan karena terpaksa bukan karena sukarela dari penghuninya untuk menyambut kedatangan kita sebagai tamunya. Jika kita membuka pintu dengan terpaksa mungkin pintu itu akan terdobrak, rusak, dan malah kedua belah pihak akan saling terluka. Untuk itu kita wajib tetap berada dalam kesadaran dan kesabaran, bahwa melawan pembenci dengan membencinya hanya lah perbuatan sia-sia belaka.

Di akhir tulisanku ku selipkan doa, semoga kita tidak ikut andil dalam melebarkan lingkaran kebencian yg sudah ada diantara bangsa Indonesia ini.

Tangerang, 11 November 2020
Chania R. Santoso