banner 468x60

Agus Dwi Andita(Mahasiswa UBY Boyolali) : Kuliah di Pertanian, Mengapa Tidak?

 Opini
banner 468x60
Agus Dwi Andita(Mahasiswa UBY Boyolali) : Kuliah di Pertanian, Mengapa Tidak?

Pertanian, bagi sebagian orang mungkin yang terbayang adalah sawah, padi, cangkul, kotor dan miskin. Hal yang sama juga saya pikirkan dulu sebelum saya memutuskan kuliah di Fakultas Pertanian.

Saya berfikir bahwa pangan merupakan sektor yang harus dioptimalkan. Kita ketahui bersama bahwa Indonesia masih harus impor untuk memenuhi ketersediaan pangan. Disamping itu banyak masalah anak-anak yang menderita gizi buruk, karena faktor ekonomi. Menurut saya, melihat hal tersebut membuat saya semakin ingin ikut berkontribusi menjadi petani, sehingga permasalahan di atas dapat terselesaikan.

Namun niat saja belum cukup, kita harus membekali diri dengan pengetahuan dan skill agar mampu menyelesaikan masalah di atas secara efektif dan efisien serta membuka fikiran kita bahwa kesuksesan dari pertanian bukan hanya diukur dari hasil namun dari petani itu sendiri yang mau terus belajar.

Lalu kenapa harus kuliah di pertanian, bukankah belajar bisa dari buku atau internet? Ya, kita memang bisa belajar dari buku atau internet, tapi buku atau internet belum menjelaskan secara mendasar. Menurut saya hal yang mendasar dalam menyelesaikan masalah itu perlu diketahui, Kenapa? Karena dengan kita mengetahui hal yang mendasar maka kita dapat menarik kesimpulan dari sebuah masalah secara lebih detail.

Selain itu kuliah di Pertanian memungkinkan kita berdiskusi dengan mahasiswa lain dalam menyelesaikan suatu masalah. Jika kita hanya belajar dari buku atau internet, jika kita mengalami kesulitan maka kita tidak memiliki teman untuk diskusi.

Jika kita bawa ke dalam forum kelompok tani misalnya orang disana belum tentu bisa membantu memecahkan masalahnya. Kita semua tahu bahwa mayoritas petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun dan berpendidikan didominasi lulusan SD. Hal ini juga menghambat penerapan terhadap teknologi dan informasi baru sulit dilakukan.

Kita semua harus sadar bahwa dengan kuliah di jurusan Pertanian dapat membantu petani konvesional memecahkan masalahnya. Seperti membantu kelompok tani mengembangkan potensi wilayah, membantu meningkatkan perekonomian petani dan mengubah image pertanian yang dahulu dianggap kotor, tidak berpendidikan, tidak jaman, miskin menjadi sebuah bidang yang sangat penting untuk dioptimalkan.

Kalau kita menganggap petani atau pertanian itu akrab dengan kemiskinan, lalu bagaimana anda bisa menjelaskan bahwa ada petani milenial yang mampu memiliki omzet puluhan juta hingga ratusan juta setiap bulannya. Bukan pertaniannya yang salah tapi petaninya yang kurang memiliki pengetahuan dan skill untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha pertaniannya. Maka dari itu petani juga perlu belajar hingga bangku kuliah agar dapat mengoptimalkan usaha pertaniannya.

Pertanian kotor, juga bukan salah pertaniannya tapi skill dan pengetahuan petani yang belum mampu mengadaptasi mekanisasi pertanian. Banyak alat-alat pertanian yang diciptakan guna membatu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pekerjaan di bidang pertanian. Selain itu, belajar pertanian juga memungkinkan kita membuat sebuah agroeduwisata yang bermanfaat secara finansial juga taman bermain bagi wisatawan.

Pertanian tidak jaman, sekali lagi bukan salah pertaniannya namun petani yang kurang memiliki skill dan pengetahuan terhadap bidang pertanian itu sendiri. Kita ketahui pada masa pandemi seperti sekarang kebutuhan pangan yang sehat dan cukup sangat penting. Sebelum ada pandemi ini kita sudah kesulitan dalam mencukupi kebutuhan pangan, apalagi dalam masa pandemi seperti sekarang. Kita tidak hanya berjuang untuk menyelesaikan permasalahan tentang gizi buruk tapi juga bagi masyarakat yang terkena dampak dari andanya pandemi ini.

Dengan adanya skill dan pengetahuan yang cukup dari bangku kuliah kita akan dapat mengoptimalisasikan bidang pertanian dalam mencukupi kebutuhan pangan yang sehat. Dengan pangan yang cukup dan gizi yang baik maka permasalah gizi buruk pada anak dapat diselesaikan dan pada masa pandemi ini imunitas tubuh dapat terjaga dengan baik sehingga tidak mudah sakit. Maka dari itu kurang tepat jika bidang pertanian dianggap tidak jaman, padahal kebutuhan manusia setiap hari yang paling utama adalah pangan yang cukup dan bergizi baik.

Selain itu, kuliah jurusan pertanian tidak hanya belajar sebagai petani budidaya namun juga petani pebisnis. Dimana kita ketahui jika bidang pertanian dikelola dengan manajemen yang baik maka hasil yang didapat juga optimal. Seperti kita juga ketahui pertanian saat ini tidak hanya berfokus tehadap hasil yang optimal, namun juga memperlihatkan kesenian dalam pertanian. Salah satunya adalah jagung yang berwarna-warni selain memperlihatkan sentuhan seni dalam pertanian juga memiliki manfaat jika dikonsumsi.

Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa kuliah dibidang pertanian bukan mengenai cangkul-mencangkul, tetapi mengenai kehidupan bagi manusia, hewan, tanaman dan lingkungan. Jika pemuda sudah tidak ada lagi yang bertani maka itu adalah awal dari kepunahan manusia. Ingat bukan pertanian yang memiliki image yang buruk namun petani yang tidak bisa mengoptimalkan potensi pertanian. No Farmer No Food No Life!

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan