banner 468x60

Aditya Hera Nurmoko: Urgensi Menghadapi Krisis, New Normal atau Manajemen Krisis,  Ekonomi Mandiri atau Kapitalisme Oligarki.

 Opini
banner 468x60
Aditya Hera Nurmoko: Urgensi Menghadapi Krisis, New Normal atau Manajemen Krisis,  Ekonomi Mandiri atau Kapitalisme Oligarki.

 

 

Presiden Joko Widodo belum lama ini dihadapan gubernur/wakil gubernur se-Indonesia menegaskan pentingnya menerapkan ‘manajamen krisis’ dalam penanganan pandemic covid-19 dalam bidang kesehatan dan dampak ekonomi sosial. Presiden menekankan bahwa’Negara-negara dunia saat ini sedang menghadapi resesi cukup berat dan apabila kita dulu menerapkan kebijakan lockdown, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai -17 persen. Untungnya kita tidak menerapkan kebijakan tersebut’.

 

Menurut presiden, prediksi pertumbuhan ekonomi Negara-negara di dunia pada kwartal II mencapai rata-rata -6 sd -7%, di antaranya Pertumbuhan Negara Perancis -17,2%, Inggris -15,4%, Jerman -11,2%, Amerika Serikat -9,7%.  Indonesia, menurutnya, pada kwartal I masih positif, tetapi pada kwartal II ini diprediksi mencapai -4,3%. Situasi ini membutuhkan keseriusan dan apabila di kwartal II ini tidak ada progress maka dimungkinkan kwartal III akan lebih sulit dikendalikan. Indonesia  masih diposisi situasi yang terkendali dibandingkan negara-negara lain.

 

Apabila kita merujuk pada Decode EFC Analysis, maka pemetaan bisnis sektor usaha di era pandemi covid-19 sangat berimbas (potential losers) pada sektor pariwisata, transportasi, otomotif, konstruksi, manufaktur, pendidikan, minyak dan gas.  Sektor usaha yang mungkin di era pandemic covid-19  (potential winners) adalah  food processing & retail, jasa & supply medis, healthcare, e-commerce dan pertanian. Rujukan analisis ini mengkin bisa menjadi peta gambar sektor untuk membaca sektor usaha di era pandemic covid-19 secara umum.

 

Negara Singapura belum lama ini juga secara resmi mengumumkan negaranya sudah mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi Singapura pada kwartal I mencapai -0,7%, sedangkan pada kwartal II diprediksi turun sebesar 41,2%.  Sektor usaha yang terpukul di Singapura adalah  konstruksi -54,7%, Jasa -13,6%, manufaktur +2,5%, , jumlah positif covid-19 46.630 orang, sembuh 42.541 orang dan meninggal 26 orang.

 

Lembaga Riset Internasional Morgan Stanley, menyebut ada 4 negara yang rentan tertular resesi ekonomi yang sudah menjerat Singapura yaitu Thailan, Filipina, Malaysia dan Indonesia. Pertama, Thailand sudah mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus pada kuartal I 2020. Pertumbuhan ekonomi Thailand minus 1,8 persen pada tiga bulan pertama tahun ini. Pada kuartal II 2020, laju ekonomi Thailand diramal jatuh lebih dalam ke minus 10 persen. Morgan Stanley menilai kejatuhan ekonomi terjadi karena Negeri Gajah Putih itu sangat mengandalkan sektor perdagangan dan pariwisata. Kedua sektor itu menjadi yang paling terpukul akibat pandemi virus corona atau covid-19 saat ini. Thailand adalah ekonomi yang lebih berorientasi ekspor dan dipengaruhi oleh perkembangan eksternal hingga tingkat yang lebih besar. Kedua, Filipina masuk ke dalam daftar negara yang rentan terjangkit resesi sebab sejak kuartal pertama 2020, negara yang dipimpin Duterte ini telah mencatatkan minus 0,2 persen.  pada kuartal II 2020, Filipina anjlok sampai minus 14 persen bahkan terus negatif hingga akhir tahun. Ekonomi Filipina disebutnya akan minus 4,5 persen pada kuartal III dan minus 0,5 persen pada kuartal IV 2020.  Ketiga, pertumbuhan ekonomi Malaysia masih 0,7 persen pada kuartal I 2020. Pada kuartal II 2020, Morgan Stanley memperkirakan ekonomi Malaysia minus 13 persen. Lalu pada kuartal III 2020, Negeri Jiran akan minus 6 persen. Bayang-bayang pertumbuhan negatif pun diramal akan betah sampai kuartal IV 2020. Pada periode tersebut, ekonomi Malaysia diramal minus 1,6 persen.

 

Situasi berat ini juga dimungkinkan berimbas ke ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia akan menyentuh minus 5 persen pada kuartal II 2020 atau lebih dalam dari ramalan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hanya 4,3 persen. Pada kuartal selanjutnya yaitu Juli-September, perekonomian Tanah Air diramal membaik meski masih minus 1,5 persen. Kemudian, pada kuartal IV ekonomi Indonesia mereka ramal minus 0,5 persen. Resesi Singapura juga dimungkinkan berdampak di 3 sektor utama : 1. Sektor ekspor karena ekspor Indonesia Negara singapura terbesar ke-4 yaitu sebesar 4 Milyar USD,  2. Sektor investasi karena singapura adalah investor terbesar di Indonesia di atas Cina,  3. Sektor pariwisata karena wisatawan dari singapura sebesar 1,93 jt orang.

 

Indonesia yang sudah mulai menerapkan kebijakan ‘New Normal’ harus berkaca diri dengan adanya kemungkinan besar  resesi ini. Pilihan kebijakan New Normal apakah relevan untuk menghadapi situasi krisis ini. Situasi krisis apakah bisa dihadapi dengan New Normal, apa lebih baik dihadapi dengan Manajemen Krisis? Situasi ini memang harus diselesaikan dengan penyelesaian tidak normal atau tidak biasa. Intinya dalam situasi pandemic covid-19, negara-negara yang banyak bergantung kepada negara lain seperti Singapura yang ekonominya sangat liberal sangat rentan krisis. Oleh karena itu, kemandirian ekonomi bangsa dan negara sangat penting ke depan untuk membangun pondasi perekonomian. Indonesia termasuk negara di dunia yang belum terjerembab resesi dalam dan masih bisa dikendalikan atau di selamatkan. Alam ekonomi Indonesia yang kapitalis dan liberal saat ini memang tidak kondusif untuk ekonomi kemandirian, kerakyatan dan pancasila, karena ibarat rumah, pondasi yang dibangun pendiri bangsa itu ekonomi pancasila yang mandiri, tetapi bangunannya kapitalis.

 

Maka dari itu, pondasi rumah yang dibangun pendiri bangsa seharusnya mulai dibangun ekonomi kemandirian agar kokoh dan saling mendukung sehingga kuat ke depan. Saatnya kita refleksi dan evaluasi dengan adanya momentum pandemic covid-19 ini. Pada dasarnya, bangunan ekonomi kapitalis dan liberal negara Indonesia harus dipugar ulang atau renovasi karena tidak cocok dengan pondasi ekonomi kemandirian dan kerakyatan yang dibangun oleh pendiri bangsa.

 

Kita tahu bahwa episentrum Covid-19 paling banyak ada di pusat dan kota. Sementara ekonomi daerah dan desa saat ini muncul sebagai penopang ekonomi sesungguhnya di Indonesia. Keadaan ini merupakan petunjuk bahwa kemandirian ekonomi bisa dibangun mulai dari desa, daerah dan ekonomi UMKM yang sejatinya 90 persen dari jumlah usaha ekonomi di Indonesia dan penyumbang 60,34 persen PDB nasional. Pandemi covid-19 ini adalah momentum membangun ekonomi mandiri daerah dan nasional sehingga strateginya pun harus inklusif dan memanusikan manusia menjauh dari alam kapitalistik yang memungkinkan hanya segelintir orang atau oligarki  untuk kaya. Sehingga tidak hanya kapitalisme oligarki mulai dikurangi tetapi juga turunannya yaitu politik oligarki dan budaya oligarki.

 

Konsep Inovasi dan strategi menjadi penting ke depan mengingat pandemic covid-19 sesungguhnya telah merubah banyak hal sehingga memerlukan konsep dan strategi yang relevan dalam situasi covid-19 serta pasca covid-19 yang dimungkinkan struktur dasar ekonomi dan gaya hidup ke depan cukup terbuka terhadap sciences, trend gaya hidup serta digitalisasi ekonomi. Maka tawaran konsep dan strategi yang bisa ditawarkan ke depan adalah untuk jangka pendek ekonomi dijalankan dengan menggunakan protokol covid-19 dan manajemen krisis serta evaluasi  sistem ekonomi sosial. Untuk jangka panjang saatnya mulai membangun ekonomi mandiri dan digitalisasi ekonomi.

Penulis :

Aditya Hera Nurmoko, SIP, MM

Dosen dan Mahasiswa Program Doktoral Ekonomi & Bisnis.

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan