Semua ibu tentu ingin memberikan yang terbaik pada anaknya, termasuk jiwa dan raganya. Salah satu wujud kasih sayang ibu pada anaknya adalah melalui proses menyusui. Dengan menyusui,seorang ibu tidak hanya mengalirkan air susu, tapi juga cinta dan kasih sayang. Karena itu, anak yang mengonsumsi ASI hingga usia 2 tahun tumbuh menjadi anak yang cerdas dan memiliki ikatan yang kuat dengan ibunya.
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama,separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama,dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap infeksi dan penyembuhan yang lebih cepat dari infeksi. Immunoglobulin A terdapat dalam jumlah yang banyak di dalam kolostrum sehingga bayi mendapat kekebalan tubuh pasif terhadap infeksi.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih.
Meskipun berbagai studi telah menunjukkan manfaat inisiasi menyusu segera dan ASI eksklusif tetapi secara umum kedua praktik tersebut masih rendah dari target pencapaian. Rata-rata praktik inisiasi menyusu segera pada satu jam pertama di negara berkembang sebesar 39% dan sekitar 31% di Asia . Hanya 35% bayi berusia kurang dari 6 bulan di dunia mendapatkan ASI eksklusif, sedangkan di negara berkembang dan di Asia masing-masing sebesar 37% dan 41%.
Berikut ini beberapa manfaat menyusui yang perlu diketahui oleh ibu agar lebih bersemangat dalam menyusui
- ASI mengandung zat gizi paling sempurna untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan kecerdasannya
Bila dibandingkan ASI dengan produk susu kalengan atau formula untuk sang buah hati, ASI tetap terunggul dan tak terkalahkan. Karena ASI memiliki semua kandungan zat terpenting yang dibutuhkan oleh bayi, seperti DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin dan lisozim.
- ASI sebagai sarana untuk mendekatkan sang ibu dengan buah hatinya (bonding)
ASI merupakan makanan utama sang buah hati setelah dilahirkan. Selain sebagai makanan utama ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan jiwa antara sang ibu dengan sang anak (bonding). Bahkan pemberian ASI eksklusif juga dapat memiliki kedekatan dan hubungan yang lebih baik.
- Mencegah Risiko Perdarahan Setelah Melahirkan
Menyusui bayi segera setelah lahir mencegah terjadinya perdarahan, karena bisa mempercepat pengecilan rahim oleh aktivitas hormon oksitosin yang meningkat. Ini pun dapat membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula serta mencegah anemia.
- Menyusui untuk Kesehatan Jantung Ibu
Menyusui bermanfaat bagi kesehatan jantung ibu. Penelitian yang melibatkan 139.000 perempuan menemukan penurunan hipertensi sebesar 11 persen, penurunan lemak dalam darah sebesar 19 persen, dan pengurangan risiko penyakit jantung secara keseluruhan sebesar 10 persen.
- Mengurangi Berat Badan
Menyusui juga dapat membantu ibu menurunkan berat badan. Sebab, aktivitas menyusui membakar kalori sebesar 200-500 kalori per hari. Ya Moms, kondisi ini setara dengan berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam. .
- Ekonomis & praktis
Selain komposisinya yang sempurna untuk bayi, ASI sangat ekonomis dibanding membeli susu formula yang harganya cukup tinggi. Terlebih, di masa krisis pandemi seperti ini, Anda perlu berhati-hati dalam mengelola keuangan. Dengan menyusui, Anda tentunya bisa mengurangi bujet untuk membeli susu formula.Selain itu, menyusui juga ramah lingkungan, karena tidak ada kemasan atau wadah yang dibuang setelahnya. Bila Anda butuh untuk menyimpan ASI perah, Anda bisa menyimpannya di botol kaca yang bisa digunakan berulang kali, sehingga ramah lingkungan.Menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera yang ada di dalam prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030. Adapun kaitan tujuan tujuan SDGs antara lain
Pemberian ASI mendukung penanggulangan masalah kesehatan yaitu Mengurangi Risiko Kanker Payudara dan Kanker Rahim
Diperkirakan persentasi pencegahannya mencapai 20 persen. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa menyusui juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker indung telur dan kanker rahim. Hal tersebut terjadi karena hormon laktasi atau prolaktin seorang ibu sedang tinggi, sedangkan hormon itu bisa menekan kadar hormon estrogen. Hormon estrogen dalam tubuh wanita berfungsi untuk mematangkan sel telur. Nah, bila hormon estrogen ini kurang, maka sel telur tidak akan matang sehingga sulit dibuahi. Alhasil, kemungkinan terjadi kehamilan pun amat kecil.
Bukan cuma itu, dengan pemberian ASI kita dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare dapat urun hingga sekitar 50% da penyakit usus parah pada bayi prematur dapat bekurang kejadiannya sebanyak 58%.
Begitu juga halnya pada ibu. Risiko kanker payudara dapat menurun sekitar 6 – 10% dengan menyusui. Dengan demikian jika program ini tidak berjalan, maka beban biaya kesehatan akan semakin tinggi. Dengan mendukung ASI, biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya.
Pemberian ASI Eksklusif mendukung pemasukan ekonomi dunia.
pemberian ASI ekslusif diperkirakan menyumbang sekitar 302 Milyar USD tiap tahunnya pada pemasukan ekonomi dunia. Apa artinya? Ini sesuai dengan tujuan SDGs nomor 1, 8, dan 10 yaitu menghapus kemisikinan, pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi ketidakadilan di dalam dan di antara negara- negara.
Pemberian ASI menjamin pemerataan pendidikan
ASI adalah standar emas makanan bayi. Bayi yang diberi ASI terbukti memiliki IQ lebih tinggi dan performa lebih baik sehingga memiliki pekerjaan dan penghasilan yang layak. Ini berkesinambungan dengan tujuan SDG nomor 4 yaitu menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas.
Pemberian ASI eksklusif mendukung kesetaraan gender
Peran ayah dalam keberhasilan menyusui sangat besar. Itulah kenapa pemberian ASI dapat membantu persamaan hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam pengasuhan anak sesuai dengan tujuan SDGs nomor 5 yaitu kesetaraan gender.
Pemberian ASI mendukung konsumsi yang bertanggungjawab
Menyusui juga bisa menekan pengeluaran keluarga untuk membeli kebutuhan susu formula, sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan. Ini sejalan dengan tujuan SDGs nomor 12 yaitu konsumsi yang bertanggung jawab.
Anda juga perlu tahu, ternyata dengan mengurangi konsumsi susu formula selama 6 bulan dapat menghemat penghasilan orang tua sebesar 14%.
Keren banget ya, Moms? Tapi sayangnya, belum semua orang tahu dan mendukung hal ini sehingga masih banyak ibu yang tidak menyusui bayinya atau ingin menyusui namun tidak mendapat dukungan dari lingkungan termasuk dari suami dan orang-orang terdekatnnya.
Satu penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan bahwa meskihampir 9 dari 10 ibu di Indonesia pernah memberikan ASI, namun hanya 49,8 % yang memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi WHO. Padahal dari uraian di atas sudah jelas, rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional.
Karena itu, ayo Moms, terus semangat memberi bayi ASI eksklusif selama 6 bulan dan teruskan menyusui hingga 2 tahun. Sebarkan juga informasi yang benar tentang manfaat pemberian ASI dan menyusui karena keberhasilan menyusui memang butuh kerjasama kita semua.
REFERENSI
- Proverawati, A, E Rahmawati. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
- Roesli, o. Inisiasi Menyusu Dini ASI Ekslusif. Jakarta: Pustaka bunda; 2008.
- Edmond, KM, C Zandoh, MA Quigley, S Amenga, EtegoSeth. Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of Neonatal Mortality. Pediatrics. 2006.
- WHO,UNFPA.Integrated Management of pregnancy ,childbirth,postpartum and newborn care. pediatrics. 2006.
- Qiu, L. Initiation of Breastfeeding and Prevalence of Exclusive Breastfeeding at Discharge in Urban, Suburban and Rural Areas of Zhejiang, China. International Breastfeeding Journal,. 2009;vol. 4