Klaten(arwiranews.com) Sebanyak 13 orang tokoh agama baik muslim ataupun non muslim menjalani rapid test di Edotel SMK N 3 Klaten oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten Jumat (27/11/2020).
Berdasarkan hasil rapid test tersebut dari 13 orang yang diperiksa semuanyanya dinyatakan non reaktif covid-19.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Kabupaten Klaten Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M.Hum usai melaksanakan pemeriksaan rapid test mengatakan bahwa pelaksanaan rapid test bagi tokoh-tokoh agama yang tergabung di FKUB ini dilakukan untuk persiapan mereka mengikuti rakor Pengurus FKUB se Soloraya di Karanganyar Senin 30 Nopember 2020. Rapid test tersebut difasilitasi sebagian oleh kantor Kemenag Klaten untuk memastikan para tokoh agama yang akan mengikuti rakor tersebut benar-benar sehat.
Diantara para Tokoh agama yang menjalani pemeriksaan rapid test tersebut adalah H. Syamsuddin Asyrofi, Pendeta Harno Sakino, AM Sunarso, Suratna, Husni Thamrin, H. Sugiyo, H. Hartoyo, dll
“Hari ini kami sudah melakukan rapid test dan sampai saat ini telah dilakukan untuk 13 personil pengurus FKUB Klaten , dan alhamdulillah semuanya dinyatakan non reaktif “kata Syamsuddin Asyrofi kepada sejumlah awak media.
Dikatakan bahwa rapid test bukan diagnostik, tetapi sebagai screening antara yang berpotensi atau yang tidak berpotensi terinfeksi karena ada keluhan klinis, risiko terpapar dan seterusnya. Walau bukan diagnostik, pemeriksaan ini sangat membantu dalam memutus mata rantai penularan.
“Kalau pemeriksaan diagnostik untuk Covid-19 adalah real time-PCR (RT-PCR) melalui Swab atau usapan tenggorokan,” kata Syamduddin.
Sebagaimana diketahui bahwa hasil reaktif pada rapid test tidak serta merta seseorang sebagai penderita Covid-19, mesti diikuti dengan RT-PCR, hal ini penting guna menghindari stigmatisasi di tengah masyarakat terhadap rapid test reaktif. Sebaliknya hasil non reaktif pada tapid test bukan berarti seseorang bebas Covid-19, harus diulang kembali setelah 10 hari. Bila non reaktif lagi bebas Covid-19, tetapi bila reaktif maka harus diikuti pemeriksaan RT-PCR.
(Moch.Isnaeni)