“Kita mulai pada bulan Juni-Agustus 2020 membuka kampus hanya untuk mahasiswa yang menjalankan riset dan tugas akhir. Saat beraktivitas di kampus juga harus mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak serta tidak berkerumun,” kata Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Djagal Wiseso Marseno dilansir dari laman UGM, Jumat, 5 Juni 2020.
Seperti diketahui, Pemerintah tengah bersiap menjalankan skenario untuk kembali ke tatanan kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi covid-19. Sejumlah sektor akan dibuka kembali, salah satunya sektor pendidikan termasuk perguruan tinggi.
Adapun perkiraan populasi mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan riset dan tugas akhir di kampus adalah 25 persen dari populasi mahasiswa S1, 50 persen populasi mahasiswa S2, dan 30 persen mahasiswa S3.
Djagal menekankan, bahwa sebelum kembali ke UGM, mahasiswa diminta untuk melakukan tes bebas covid-19 dari puskesmas asal mahasiswa. Surat keterangan sehat bebas covid-19 tersebut dibawa untuk keamanan dalam perjalanan.
“Jika riset dan tugas akhir belum selesai, mahasiswa bisa melanjutkan menjalaninya di kampus pada semester selanjutnya,” ujarnya.
UGM juga menyiapkan skenario memulai tahun ajaran baru di September-Oktober 2020, perkuliahan masih dilakukan secara daring. Pengampu kuliah daring dilakukan oleh dosen senior dan dosen junior.
Selanjutnya, pada awal November 2020, baik mahasiswa lama maupun baru diizinkan masuk kampus untuk menjalani kuliah luring dengan membawa SK Bebas Covid-19. Lalu, saat tiba di kampus mengisi SSO Simaster, melakukan cek kesehatan di klinik Gadjah Mada Medical Center (GMC), mendaftar ke Asem Kranji, dan mendaftar masuk ke laboratorium departemen atau fakultas.
Djagal menyebutkan, untuk pengampu kuliah secara luring dilakukan oleh dosen junior. Sementara dosen senior diutamakan mengisi kuliah daring karena memiliki kerentanan tinggi akan infeksi covid-19.
Kuliah luring nantinya akan diselenggarakan dengan mematuhi protokol kesehatan dan dilaksanakan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan kuliah saat tidak ada wabah. “Jadi, di bulan November-Desember 2020 diperkirakan populasi mahasiswa yang menjalani riset, tugas akhir, dan kuliah luring sebanyak 100 persen dari populasi baik untuk mahasiswa S1, S2, maupun S3,” paparnya.
Ketua Satgas Covid-19 UGM, Rusatmadji mengatakan, dalam rangka menyambut kedatangan mahasiswa kembali belajar di kampus, UGM telah menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung pencegahan penyebaran covid-19. Di antaranya menyediakan tempat cuci tangan di lingkungan kampus, pemasangan banner, petugas yang terus menyosialisasikan untuk jaga jarak dan lainnya.
“Kita akan lakukan asesmen bersama fakultas untuk mempersiapkan kuliah luring November mendatang. Kita kaji apa saja yang perlu dilakukan dan dibutuhkan agar kuliah luring berjalan sesuai protokol kesehatan,” jelasnya.
Sementara dari sisi kesehatan, UGM juga mendukung upaya pelaksanaan rapid tes melalui klinik kampus GMC. Rapid tes ini diperuntukan bagi mahasiswa yang memiliki gejala Covid.