Semarang(arwiranews.com) Sebanyak empat perguruan tinggi swasta yang dikelola Muhammadiyah di Jawa Tengah terpaksa dimerger lantaran mengalami kesulitan keuangan selama masa pandemik COVID-19. Menurut Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, HM.Tafsir, keempat kampus swasta yang dimerger berada di Kabupaten Klaten dan Kebumen. “Sekarang ada dua daerah yang kampusnya kita merger. Di Kebumen, STIKES Muhammadiyah Gombong dan Sekolah Tinggi Teknik Muhammadiyah (STTM) yang dimerger jadi Universitas Muhammadiyah Gombong. STIKES Muhammadiyah Klaten dengan Akademi Akutansi Muhammadiyah Klaten dimerger jadi Universitas Muhammadiyah Klaten,” ujar Tafsir kepada awak media beberapa waktu lalu.
Terlebih lagi, lanjutnya pihak kampus tersebut juga mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga dosen yang sesuai standar serta jumlah mahasiswanya yang merosot setiap tahunnya Kendala yang dihadapi selama ini yaitu banyak dosen lulusan S-2 yang tidak tertarik mengajar di empat kampus itu karena jumlah mahasiswanya yang kurang memadai. “Kampus yang kita kelola di Klaten maupun Kebumen memang dari segi operasional sangat berat, jumlah mahasiswanya kurang dari 100 orang. Maka sesuai imbauan pemerintah, kampus yang mahasiswanya sedikit harus dimerger,” ungkapnya. “Dan kita juga kesulitan merekrut SDM. Soalnya kan dosen yang mengajar minimal S-2, maka ketika kemudian dipasang ke kampus yang sedikit mahasiswanya, banyak yang gak mau,” tambahnya.
Selain itu, proses merger juga dilakukan pada STIKES Muhammadiyah Kepajangan, STIE Muhammadiyah Pekalongan dan Politeknik Muhammadiyah Kajen menjadi Universitas Muhammadiyah Kepajangan Pekalongan. Merger dilakukan tahun 2020 karena harus ada efisiensi biaya operasional. Sedangkan kampus-kampus swasta lainnya yang dikelola Muhammadiyah, Tafsir memastikan masih beroperasi dengan layak. Total terdapat 25 kampus milik Muhammadiyah yang kini beroperasi di Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut, ada 22 kampus yang bernaung dibawah Kemendikbud dan tiga kampus lainnya dibawah Kemenag. “Dari 25 itu, sebanyak delapan kampus statusnya universitas. Yang lainnya masih sekolah tinggi, institut dan akademi,” kata Tafsir.
Pihaknya mencatat terdapat kurang lebih 100 ribu mahasiswa di 25 kampus milik Muhammadiyah. Mahasiswa terbanyak berada di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yakni 31 ribu mahasiswa, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sekitar 30 ribu mahasiswa dan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) sekitar 20 ribu mahasiswa.
Sementara itu dari Klaten dilaporkan, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Lincolin Arsyad melalui Sekretaris Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti melantik Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Klaten, Muriyanto pada Kamis (08/04/21) siang. Bertempat di Aula Kampus setempat, Muriyanto dilantik menjadi Ketua Pengganti Antar Waktu Masa Jabatan 2018 – 2022 menggantikan Almarhum Dr Agus Wasisto Dwi Doso Warso.
Hadir dalam pelantikan tersebut Pengurus Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten, BPH STAIM Klaten, dosen dan beberapa tamu undangan. Seusai dilantik, Muriyanto kepada wartawan mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai bentuk komitmen dalam mengemban amanah sebagai ketua STAIM Klaten. “Ini semua adalah amanah dari Allah SWT, maka saya harus melaksanakan dengan sebaik-baiknya karena setiap amanah pasti akan dimintai pertanggungjawaban dan akan berusaha sekuat tenaga dan pikiran saya serta berdoa kepada Allah SWT semoga dalam memimpin STAIM Klaten dapat sukses,” ungkap Muriyanto.
Ketua BPH STAIM Klaten, Drs. HM. Muchtar Anshari, M.Pd berharap Ketua yang baru saja dilantik dapat bekerja secara musyawarah untuk meningkatkan kualitas kampus STAIM Klaten. “Perpanjangan akreditasi program jurusan sudah selesai, kita akan fokus untuk perpanjangan akreditasi institusi, ini juga yang harus disiapkan oleh Ketua STAIM antar waktu yang baru saja dilantik”,ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti dalam kesempatan tersebut mendorong agar warga Muhammadiyah segera dapat mewujudkan impian untuk mendirikan Universitas Muhammadiyah Klaten. Ketua yang saat ini dilantik, secara otomatis memiliki tugas untuk mempersiapkan proses perintisan Universitas Muhammadiyah Klaten. “Kita pantau prosesnya agar di Klaten ini ada Universitas Muhammadiyah dan agar Kita bisa menawarkan program studi yang lebih banyak, bisa mendidik orang lebih banyak karena sekolah kita juga banyak, jadi mohon dukungan dari masyarakat agar Universitas Muhammadiyah Klaten segera terbentuk dan Pak Muriyanto ini bisa mengawal proses transisinya.” Pungkasnya. (berbagai sumber)