Boyolali(arwiranews.com) Kuliah Kerja Nyata(KKN) Universitas Boyolali merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada masa pandemi covid-19. KKN ini dilaksanakan guna mencegah meningkatnya mata rantai penularan covid-19. Pelaksanaan KKN dilakukan secara individu didaerah masing-masing dengan ruang lingkup yang sempit, yaitu tingkat RT. Kegiatan KKN ini juga tidak disarankan untuk melaksanakan kegiatan dengan melibatkan berkumpulnya banyak orang. Sehingga lebih memasifkan kampanye media sebagai bahan edukasi atau melakukan pertemuan daring bersama warga untuk sekedar membagikan masker terkait dengan program kerja.
Pandemi COVID-19 telah membuat pemerintah baik di tingkat pusat hingga ke tingkat terendah seperti pemerintah desa, terpaksa harus memikirkan berbagai strategi yang harus dilakukan dalam mencegah penyebarannya. Walaupun protokol standar telah ditentukan yaitu: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak yang dikenal dengan 3 M, namun dalam implementasinya terbukti masih banyak masyarakat yang melanggar bahkan tidak perduli.
Untuk itu diperlukan strategi tambahan agar ketaatan masyarakat bisa tumbuh terhadap anjuran pemerintah tersebut. Octavia Vicky Ayu Permatasari, melalukan kuliah kerja nyata mandiri Di Desa Jlobong Rt 06/ Rw 01 Pusporenggo Musuk Boyolali penulis dalam KKN-nya membagikan masker dalam hal penanganan pandemic COVID-19, melakukan beberapa strategi, diantaranya memaksimalkan berbagai sumber daya yang dimiliki baik itu yang diberikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, bahkan partisipasi masyarakat. Strategi yang juga pemerintah desa seperti membuat pos penjagaan keluar masuk orang, mewajibkan masyarakat yang masuk ke desa mencuci tangan, dan mewajibkan surat kewaspadaan bagi orang yang berasal dari luar desa Jlobong. Bahkan berbagai kegiatan Ibadah, sosial, budaya dibatasi dengan ketentuan standar protocol kesehatan. Selain itu pemberdayaan aparat desa juga dilakukan semaksimal mungkin. Namun problematika penangganan pandemic COVID-19 di desa Jlobong, masih ada akibat tingkat pendidikan masyarakat yang terbilang rendah yang mengakibatkan sosialisasi pemahaman pandemic tersebut sulit di mengerti oleh masyarakat.
Dalam masa pandemi saat ini, banya hal yang menjadi sebuah ketakutan ketika melakukan kegiatan bersama orang banyak. Belum lagi desa asal yang menjadi objek KKN ada yang berstatus zona merah. Namun, hal tersebut tidak menjadi sebuah halangan yang berarti dalam melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya. Situasi tersebut justru menjdi sebuah peluang untuk dapat berkontribusi lebih banyak dalam upaya pembangunan pola pikir masyarakat setempat dalam menyikapi pandemi covid-19 yang sedang terjadi saat ini.
Melalui program-program yang dilakukan, KKN memiliki banyak sekali kebermanfaatan dalam masyarakat. Dimana mahasiswa mampu memahami bagaimana kehidupan dengan beriringan dalam berbagai situasi dan bermacam pendapat. Pada KKN ini juga mahasiswa dapat memahami masyarakat dari berbagai lapisan dengan beragam sudut pandang pula. Oleh sebab itu, KKN sangat patut untuk dipertahankan dimasa pandemi covid-19 ini dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan tentunya. Oleh karena pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, perlu dilakukan pemberian informasi secara terus menerus sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seluruh lapisan masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.(*)