Semarang(arwiranews.com)Sabtu(04 Juli 2020) hari ini STEKOM Semarang melaksanakan Webinar bertema“ Metamorfosis Diri : Transformasi Metode Penelitian dan Bisnis Teknologi Informasi Kreatif di Era New Normal “. Dengan narasumber antara lain Roymon Panjaitan, Ak, MM, Tantik Sumarlin S.Kom, Msi, Nining Fitriani M.Pd, M.Kom Sindhu Rakasiswi M.Kom, Yuli Fitrianto, S.T, M.Kom.
Sesuai dengan visi-misi STEKOM dan STMIK Provisi, narasumber di acara kali ini memberikan pemaparan secara praktis dan tentunya diadaptasikan khususus dengan kondisi diseminasi ekonomi digital yang dibutuhkan sekarang. Hal ini menjadi penting untuk mentransformasi penggunaan media teknologi dengan mengambil peluang inovatif berbasis teknologi bagi masyarakat maupun pelaku start up bisnis UMKM atau yang sudah existing.
Roymon Panjaitan dengan sub tema dampak UMKM dan peluang inovasi. Sub tema ini menjadi pilihan untuk memberikan informasi terkini terhadap dampak usaha mikro kecil menengah yang mengalami keterpurukan dalam sektor produk dan jasa. Sementara itu Nining Fitriani subtema Konsep Research Methodologi di Era New Normal. Subtema ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa metodologi penelitian mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan masyarakat pada waktu itu, mulai dari Trial and Error Period, Authority and Tradition Period, Speculation and Argumentation Period, dan Hypothesis and Experimentation Period.
Narasumber berikutnya adalah Tantiek Sumarlin subtema dampak ekonomi imbas covid – 19, Virus COVID-19 telah berpengaruh buruk di semua sektor , tidak hanya dari segi kesehatan tetapi juga berdampak buruk di bidang ekonomi. Pemateri yang blain Sindhu Rakasiwi, subtema kreatif dan produktif dengan smartphone. Sub tema ini menarik untuk dibahas karena bisa menjadi inspirasi supaya kreatif dan produktif dengan smartphone di era pandemi sekarang ini.
Narasumber terakhir Yuli Fitrianto, sub tema inspirasi dan inovasi teknologi yang adaptif, dimana pada sub tema ini didemokan aplikasi-aplikasi yang menerapkan Artificial Intelligence (AI) di dalamnya. Aplikasi-aplikasi yang didemokan tersebut yaitu: yang pertama, prototype Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang berbasis android, dimana AR dan VR ini dapat diterapkan untuk membantu mempromosikan suatu tempat usaha dengan lebih menarik dan efisien, dimana user dapat berkunjung secara virtual ke lokasi, menampilkan bentuk gedung dari tempat atau produk usaha dalam bentuk 3 dimensi secara real time, melihat video company profile dan membaca e-brosur hanya melalui satu aplikasi. Akhir sesi acara webinar tersebut kesimpulan yang dapat ditarik adalah masyarakat sudah selayaknya secara simultan harus beradaptasi dan mampu bermetamorfosa terhadap disrupsi teknologi dan bertransformasi dari seorang entrepreneur menjadi technopreneur untuk menghadapi disrupsi teknologi menuju revolusi industri 5.0. (R.P)
