banner 468x60

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI TK DHARMA WANITA SEMBUNGHARJO IV, KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN    

 Kampus
banner 468x60
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI TK DHARMA WANITA SEMBUNGHARJO IV, KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN      

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI TK DHARMA WANITA SEMBUNGHARJO IV, KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN

 

 

IMA WDAYATI 

Pendidkan Guru PAUD, TK Dharma Wanita Sembungharjo IV, Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia.

Email: ridwan.moch22@gmail.com

 

ABSTRACT

Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang meningkatkan kedisiplinan pada anak usia dini melalui metode pemberian tugas di TK Dharma Wanita Sembungharjo IV, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Setiap anak adalah individu yang khas dan unik yang sejak lahir sudah dibekali dengan berbagai potensi, emosi dan perasaan serta watak yang berbeda anatara individu yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi.  Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 60% menjadi 80%. Pada pra siklus tingkat kedisiplinan anak baru mencapai 40% kemudian dilaksanakan perbaikan pada siklus I yang menghasilkan peningkatan pada KKM sebesar 60%. Perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus II menghasilkan perubahan yang cukup baik hanya satu anak yang belum dapat disiplin, tiga anak yang kadang mau disiplin tapi kadang  tidak mau. Dan 16 anak sudah melaksanakan tindakan disiplin dengan baik. Tingkat ketuntasan belajar pada siklus II jika dipersentase 80% ini sudah diatas KKM yang ditentukan peneliti. Siklus II menunjukan peningkatan 20% dari siklus I maka penelitian ini berhenti pada siklus II.

 

Keywords: Kedisiplinan,Anak Usia Dini, Metode Pemberian Tugas

 

  1. PENDAHULUAN

Setiap anak adalah individu yang khas dan unik yang sejak lahir sudah dibekali dengan berbagai potensi, emosi dan perasaan serta watak yang berbeda anatara individu yang satu dengan yang lainnya. Karena watak-watak yang dimiliki seorang anak merupakan hasil belajar dan sekaligus didasarkan atas faktor keturunan.

Watak seorang anak akan tercermin dari tingkah laku serta perbuatanya dalam kehidupan sehari-hari. Watak dapat dibentuk melalui latihan atau kedisiplinan dilingkungan rumah dan sekolahan. Anak sangat mudah sekali untuk meniru terutama orang yang ada di sekitar lingkungan anak tersebut. Sehingga watak anak tersebut akan mengidentifikasi dirinya dengan orang atau tokoh yang ditirunya terutama kedua orang tuanya.

Dimasa usia pra sekolah perilaku maupun watak anak belum secara permanen terbentuk. Penerapan disiplin dapat diterapkan pada usia pra sekolah sebagai fondasi awal dalam pembentukan tingkah laku yang baik. Pada umumnya anak mulai menumbuhkan disiplin melalui otoritas orang tua, otoritas ini harus bersifat tegas, ramah, masuk akal dan konsisten. Dengan demikian anak akan merasa dirinya aman. Otoritas orang tua yang berlebihan dan tidak pada tempatnya akan menimbulkan sikap menentang pada anak. Sikap menentang pada anak dapat meluas kesikap menentang pada guru disekolah, sehingga keterkaitan orang tua dan guru disekolah sangat diperlukan dalam mendisiplinkan anak.

Pembentukan disiplin di lingkungan sekolah adalah kelanjutan dari pengembangan disiplin dirumah. Disiplin diri anak dapat dipupuk dilingkungan disekolah dengan memberikan peraturan atau tata tertib dan pemberian pengertian pada setiap pelanggaran, sehingga akan menimbulkan rasa keteraturan dan kedisiplinan pada anak.

Adanya disiplin diri terutama dalam hal belajar, maka rasa segan, rasa malas, rasa menentang dapat mudah diatasi seolah-olah tidak ada rintangan dan hambatan dalam menghadapi kelancaran kegiatan belajar disekolah. Peran guru disini sangat diperlukan sekali dalam mendisiplinkan anak di sekolah.

Guru-guru di TK Dharma Wanita Sembungharjo IV juga sangat dibutuhkan dalam berperan mendisiplinkan anak usia dini. Di TK Dharma Wanita Sembungharjo IV kedisiplinan anak-anak masih kurang ini terlihat dari anak-anak masuk sekolah lebih banyak yang tidak tepat waktu, beberapa anak juga suka bergurau disaat berdoa sebelum dan setelah belajar. Hal ini yang mendorong peneliti untuk memperbaiki sikap disiplin anak-anak di TK Dharma Wanita Sembungharjo IV.

Peneliti memilih metode pemberian tugas karena menurut peneliti yang sekaligus guru di TK Dharma Wanita Sembungharjo IV merasa lebih mudah membiasakan disiplin pada anak-anak melalui perkataan dan contoh-contoh perilaku disiplin. Sehingga anak – anak dengan mudah menirukan perilaku dan pembiasaan disiplin di sekolah.

 

  1. KAJIAN LITERATUR
    • Disiplin

Orang yang seringkali mengartikan disiplin sama dengan hukuman, sehingga tidak heran bila ada pernyataan “anak itu nakal, dia harus disiplin”. Konsep bahwa disiplin sama dengan hukuman akhirnya membentuk pengertian pada orang dewasa, bahwa disiplin diberikan jika anak berbuat salah. Pengertian tersebut sangat salah, sebab disiplin justru mengajarkan tingkah laku moral pada anak yang dapat diterima oleh kelompoknya.

Pengertian lain dikemukakan oleh Yuono (dalam Tu’u Tulus, 2004) bahwa disiplin sebagai kesadaran untuk mentaati nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga atau masyarakat.

Disiplin merupakan sesuatu yang menyatu didalam diri seseorang. Disiplin merupakan sesuatu yang menjadi bagian didalam hidup seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari – hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah.

Disiplin yaitu yang mencakup pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa yang bertujaun menolong anak belajar untuk hidup sebagai mahkluk sosial, dan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Menurut Charles Scaefer yang dikutip oleh Bambang Sujiono dan Yuliani Nurul Sujiono (2005 : 28).

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan, disiplin adalah tata tertib yang umumnya terjadi disekolah atau dipendidikan militer. Sedangkan menurut W.J.S. “Disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatianya selalu mentaati tertib di sekolahan atau militer atau dalam suatu kepartaian”.

Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan kesadaran diri untuk mentaati nilai, norma dan aturan – aturan yang telah ditetapkan oleh lingkungan, sehingga tercipta suatu ketertiban.

 

  • Metode Pemberian Tugas

Pembelajaran di PAUD non formal diterapkan beberapa metode seperti metode tanya jawab, metode unjuk kerja, metode pemberian tugas dan metode bercakap-cakap. Metode ini mempermudah guru dalam menyampaikan pembelajaran dan sekaligus memudah anak dalam memahami tujuan guru dalam mengajar.

Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik.Tugas itu diberikan kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk lansung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanaknan dari awal sampai tuntas.

Salah satu metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran inti satau pusat belajar yaitu metode pemberian tugas. Biasanya guru memberikan tugas pada anak-anak berupa pembiasaan maupun tugas yang menghasilkan karya anak. Untuk pembiasaan guru memberi petintah pada anak dengan dua kata misalnya ambil buku, berbaris yang rapi, berdoa mulai dan lain sebagainya.

Metode pemberian tugas juga dapat membentuk disiplin anak melalui kegiatan pembiasaan anak didik di sekolahan. Yang dimaksud disiplin disini guru tidak hanya memerintah anak untuk datang tepat waktu, memakai seragam sesuai dengan jadwal, dan berbaris yang rapi. Tapi guru akan mengembangkan disiplin disini sebagai kebiasaan hidup yang sehat dan bersih. Akan diterapkan beberapa aturan yang akan disepakati guru dan anak-anak didik. Sehingga anak-anak tidak merasakan bahwa disiplin merupakan batasan-batasan yang mengikat anak untuk tidak leluasa dalam bermain maupun beraktifitas.  

  1. METODE

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Suharsimi Arikunto, 2006: 91). Pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Subyek penelitian ini adalah semua peserta didik di TK Dharma Wanita Sembungharjo IV yang berjumlah 20 anak. Dengan rentang usia anak dari 3-4 tahun.

Pengumpulan data dalam Penelitian ini yaitu dengan menggunakan instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti adalah orang yang paling mengetahui seluruh data dan cara menyampaikannya, adalah:

  1. Penugasan                                                                                    

Data yang akan dikumpulkan berupa hasil kerja anak dalam mengerjakaan tugas yang diberikan guru.

  1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Data yang dibutuhkan selain hasil kerja adalah perubahan tingkah laku anak yang harus selalu diamati dalam kegiatan pembelajaran.

  1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.

 

  1. TEMUAN

 

Proses pembelajaran pada kegiatan mendisiplinkan anak menunjukkan hasil bahwa tindakan tersebut mampu meningkatkan disiplin anak. Hal ini disebabkan karena variasi kegiatan anak yang beraneka ragam dan kesempatan anak untuk memilih sendiri kegiatan tersebut dari inisiatifnya, hal ini menyebabkan minat anak pada kegiatan pembelajaran terus meningkat dari kondisi Pra Siklus, Siklus I dan II.

  1. Pembahasan Siklus I.

Pada proses perbaikan Siklus I difokuskan pada peningkatan disiplin anak TK Dharma Wanita Sembungharjo IV dengan menggunakan metode pemberian tugas sebagai sarana untuk meningkatkan kedisiplinan anak, hal ini dilakukan peneliti karena tingkat kedisiplinan anak kurang terlihat pada saat masuk kelas.

Setelah melakukan evaluasi dan observasi diperoleh gambaran adanya peningkatan minat yang dari 40% menjadi 60%. Sebagai pendukung keberhasilan pada Siklus I ini dapat terlihat pada lembar observasi yang dilakukan peneliti yang dibantu oleh teman sejawat. Meskipun ada peningkatan disiplin anak dalam kegiatan pembiasaan akan tetapi masih ada kekurangan dan masih ada anak yang belum disiplin maka perlu adanya perbaikan Siklus II.

  1. Pembahasan Siklus II.

Pada Siklus II berdasarkan refleksi pada Siklus I peneliti akan menggunakan alat peraga secara maksimal untuk meningkatkan disiplin anak. Dalam menyiapkan perbaikan dengan membuat rencana kegiatan harian (RKH). Hasil Siklus II semakin menunjukkan peningkatan pada tingkat kedisiplinan anak, sudah tidak banyak anak yang berebut pada kegiatan awal karena anak sudah mau untuk disiplin. Tetapi sudah banyak anak yang memiliki kemauan untuk disiplin dan sabar dalam antrian.

 

  1. CONCLUSION

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan penerapan metode Pemberian tugas dalam mendisiplinkan anak mampu meningkatkan kedisiplinan anak di K Dharma Wanita Sembungharjo IV. Ini terlihat dari kerapian anak pada saat berbaris, anak tidak lagi saling dorong dan berebut. Anak juga sangat patuh pada peraturan yang ditetapkan guru.

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 60% menjadi 80%. Pada pra siklus tingkat kedisiplinan anak baru mencapai 40% kemudian dilaksanakan perbaikan pada siklus I yang menghasilkan peningkatan pada KKM sebesar 60%. Ini berarti ada kenaikan tingkat kedisiplinan anak yang signifikan sebesar 20%. Peneliti menetapkan bahwa KKM harus mencapai 75% karena siklus I baru mencapai 60% maka perlu diadakan perbaikan lagi pada siklus II. Perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus II menghasilkan perubahan yang cukup baik hanya satu anak yang belum dapat disiplin, tiga anak yang kadang mau disiplin tapi kadang  tidak mau. Dan 16 anak sudah melaksanakan tindakan disiplin dengan baik. Tingkat ketuntasan belajar pada siklus II jika dipersentase 80% ini sudah diatas KKM yang ditentukan peneliti. Siklus II menunjukan peningkatan 20% dari siklus I maka penelitian ini berhenti pada siklus II.

 

REFERENCES

Bambang, Sujiono, dan Nurani, Yuliani. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Ecky Media Komputindo.

Depdikbud. Metodik Khusus Program Pembentukan Perilaku di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

Gordon,Thomas, Ph.D. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hardiyanti, Dwi, M.Pd dan Sukiram, Muh, S.Sos, I. 2008. Strategi Pengembangan Moral Anak Usia Dini. Widyasari Press Salatiga

.Hurlock, B.Elizabeth.1978.  Perkembangan  Anak  Jilid  2. Jakarta:  Penerbit Erlangga

Lighter, dawn. Cara Efektif Menanamkan Tingkah Laku Positif Pada Anak.

Yogyakarta: Kanisius.

Nakita. 2007. Disiplin dengan Kasih Sayang. Jakarta : Dancow Parenting Center (DPC).

Rimm,Sylvia, Dr. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah. Jakarta: Gramedia.

Santoso, Sugeng. 2002. Perkembangan Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Cipta Pendidikan Indonesia.

Suryadi. 2007. Memahami Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta.

Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Suryo, Muhammad, Prof. Dr. H. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Pustaka Bani Quraisy.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Gramedia Widasarana Indonesia

 

 

 

 

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan