banner 468x60

Dwi Suci: Saya Bangga Jadi Pendidik

 Kampus
banner 468x60
No image found

Boyolali(arwiranews.com) Lembaga pendidikan yang baik dan bermutu bakal menghasilkan lulusan yang baik pula. Begitu keyakinan Dwi Suci Lestariana (34), Kepala Audit Mutu Interna(AMI) Universitas Boyolali(UBY).

Belakangan, Suci, begitu dia akrab disapa, rajin mensosialisasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sosialisasi Audit Mutu Internal (AMI). Menurut perempuan asal Kudus itu, SPMI dan AMI adalah dua hal yang dalam praktek pelaksanaannya tidak bisa dipisahkan.

Ia mengatakan, SPMI berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan budaya mutu (quality culture), sementara AMI untuk memotret sejauh mana pelaksanaan SPMI di setiap unit kerja perguruan tinggi. Sehingga dari hasil AMI diketahui kinerja setiap unit kerja terkait dengan pencapaian standar yang telah ditetapkan universitas.

Oleh Lembaga Penjamin Mutu Universitas Boyolali, kegiatan AMI dilakukan secara rutin setiap akhir tahun akademik. Dan setiap dua tahun sekali  Lembaga Penjamin Mutu melakukan evaluasi SPMI untuk menilai kemungkinan peningkatan standar mutu internal Universitas Boyolali.

“Untuk mewujudkan quality culture secara sistemik di semua unit kerja di perguruan tinggi, termasuk di UBY, diperlukan komitmen dan sinergitas yang kuat antar semua civitas akademika,” kata dia belum lama ini.

Sejak kecil, Suci memang bercita-cita menjadi pendidik. Sebab menurut dia, guru atau pendidik adalah profesi yang ideal bagi perempuan yang mau berkarier, selain ikut mencerdaskan anak bangsa.

“Kenapa milih jadi dosen dan bukan profesi yang lain? Sebenarnya saya pernah jadi staf applied research di salah satu perusahaan kelapa sawit terkemuka di Indonesia, tapi waktu itu memutuskan resign karena merasa kurang sesuai dengan hati,” ujarnya.

Maka ketika Universitas Boyolali membuka kesempatan, dia bergabung, setelah lulus S2 program studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) 2015 silam. Selain sebagai dosen atau staf pengajar di Fakultas Pertanian, ibu muda itu juga dipercaya sebagai Kepala Audit Mutu Internal Universitas Boyolali.

Meski mengajar di perguruan tinggi kecil di Boyolali, namun dia tetap saja bangga. Bagi dia, perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta mempunyai nilai sama. Hal yang membedakan hanyalah sumber-sumber pengelolaan.

“Program studi perguruan tinggi swasta dengan akreditasi A sama nilainya dengan program studi perguruan tinggi negeri dengan akreditasi A,” kata dia yang kini menetap di Klaten. (Sumber: Suaramerdeka.com)

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan