
Boyolali(arwiranews.com) Organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid adalah Ikatan Remaja Masjid(IRM). Dalam kegiatan keagamaan organisasi remaja inilah yang menjadi tonggak ramai dan sepinya masjid. Keanggotaan pemuda serta anak-anak yang mayoritas merupakan modal bagi organisasi remaja untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan yang rutin dan dalam jangka waktu yang panjang. Dengan adanya organisasi remaja masjid membawa pembaharuan untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan masjid. Kenyataannya untuk meramaikan masjid peranan organisasi remaja mesjid ini belum mampu untuk menggerakkan masyarakat.
Agus Setyo Wardoyo mahasiswa Universitas Boyolali(UBY) dengan pembimbing Dr. Adhiputro Pangarso Wicaksono, S.H.,M.H. Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) salah satu program kerja(Proker) adalah mendampingi adik-adik Dusun Kalitelon Rt.03 Rw.04 Desa Kaligentong, Kecamatan Gladaksari, Kabupaten Boyolali melaksanakan latihan hadroh. KKN dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2021 sampai dengan tanggal 31 Maret 2021.
Hadroh adalah kesenian islami yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikisahkan pada saat baginda nabi hijrah dari Makkah ke Madinah, baginda Nabi di sambut gembira oleh orang-orang anshor dengan nyanyian/syair yang dikenal dengan sholawat “thola’al badru ‘alaina” dengan diiringi tabuhan terbang. Makna hadroh dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadroh diartikan sebagai irama yang dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi, hadroh menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke ‘hati’, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya. Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain hadroh mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasulallah yang agung.
Dengan adanya hadroh dan ikut aktif dalam kegiatan keagamaan dimasjid remaja yang aktif membangun masa depan mereka di mana informasi yang di dapatkan tidak langsung diterima begitu saja dengan usaha mereka. Remaja juga mampu membedakan antara hal-hal baik atau buruk yang lebih penting di banding ide lainya. Perkembangan pola pikir remaja dapt dilihat melalui perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Jadi disimpulkan kalau perkembangan pola pikir remaja memberi kemungkinan untuk meninggalkan pendidikan agama yang telah di dapat dari lingkungannya dan sewaktu kecil, mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju agama “iman” yang sifatnya sungguh-sungguh lebih personal. karena itu masa remaja pada usia yang mencukupi di beri kewajiban untuk melaksanakan kegiatan agama atau kewajiban beribadah.