banner 468x60

Sekolah Manajemen BUM Desa 17 Klaten : Dimensi Pemberdayaan Perempuan.

 Desa
banner 468x60
Sekolah Manajemen BUM Desa 17 Klaten : Dimensi Pemberdayaan Perempuan.

Untuk pelaksanaan pemberdayaan perempuan, ada beberapa dimensi yang perlu dipandang dalam mengukur pelaksanaannya. Berikut kelima dimensi tersebut:

  1. Dimensi Kesejahteraan

Dimensi yang pertama adalah dimensi kesejahteraan dari masyarakat itu sendiri. Dimensi ini bisa diukur dengan memahami apakah kebutuhan dasar seperti kebutuhan makanan, kesehatan, sandang dan sebagainya sudah terpenuhi atau belum. Apabila perempuan desa telah terpenuhi kebutuhan makanan, kesehatan dan sandangnya dengan layak maka dapat dikatakan mencapai kesejahteraan.

Namun, apabila kebutuhan tersebut belum terpenuhi, dapat dikatakan perempuan desa yang menjadi objek dari pemberdayaan ini belum sejahtera.

  1. Dimensi Akses Atas Sumber Daya

Selanjutnya, perlu bagi masyarakat untuk mengukur akses terhadap modal, produksi, informasi, keterampilan dan lainnya yang dimiliki oleh perempuan di desa. Dalam dimensi ini, keadaan masyarakat terutama perempuan desa diukur berdasarkan kemudahan akses untuk mendapat modal usaha serta informasi untuk mengembangkan usahanya termasuk mengasah keterampilannya.

  1. Dimensi Penyadaran atau Kesadaran Kritis

Dimensi yang ketiga yang perlu diukur adalah dimensi penyadaran dan kesadaran kritis. Dalam hal ini, dimensi ini dibutuhkan untuk mengetahui ada tidaknya upaya penyadaran seperti adanya kesenjangan gender karena faktor sosial budaya yang sebenarnya bisa dirubah. Upaya pemahaman tersebut bisa dilakukan melalui penyuluhan oleh pemerintah desa atau pihak yang memahami konsep gender.

Dengan upaya ini, faktor sosial budaya yang menghambat bisa diminimalisir atau bahkan mungkin juga dapat dihilangkan. Hal ini sendiri perlu dibangun secara berkelanjutan hingga masyarakat dapat memahami suatu isu yang menghambat untuk adanya pengembangan masyarakat di desa.

  1. Dimensi Partisipasi

Selanjutnya adalah dimensi partisipasi. Salah satu cara untuk mengukur apakah suatu daerah memiliki dimensi partisipasi yang baik atau kurang berkembang adalah bisa melalui terwakili atau tidaknya perempuan dalam wadah atau lembaga yang yang dipandang dalam masyarakat desa. Perempuan desa diharapkan ada yang duduk di lembaga pemerintahan desa.

Alasannya tentu saja agar perwakilannya juga dapat menyuarakan aspirasi dan kebutuhan perempuan desa yang berimbas pada kebijakan yang turut memberikan manfaat bagi perempuan di desa.

  1. Dimensi Kontrol

Masih terkait dengan poin sebelumnya, dimensi selanjutnya adalah dimensi kontrol yang diukur untuk dapat mengetahui ada tidaknya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan pada alokasi kekuasaan di berbagai bidang kegiatan. Dimensi kontrol ini sebenarnya bisa dilakukan baik oleh pemerintah, serta termasuk masyarakat umum.

Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah kepentingan perempuan dapat disalurkan pada segala bidang kehidupan.

Bentuk Pemberdayaan Perempuan di Daerah

Untuk mencapai tujuan serta prinsip-prinsip diatas, maka dibuatlah program di berbagai bidang yang dapat menjadi sarana untuk pemberdayaan perempuan. Berikut beberapa contoh program pemberdayaan perempuan di desa.

  1. Pemberdayaan Sosial

Program pemberdayaan yang pertama dapat dilakukan adalah pemberdayaan sosial. Program ini merupakan suatu usaha yang bermanfaat agar perempuan dapat memperoleh akses informasi, akses pengetahuan dan keterampilan, akses untuk berprestasi dalam organisasi sosial, dan akses ke sumber-sumber keuangan.

Program ini sangat dirasakan penting karena perempuan desa harus diberikan dorongan dan juga kesempatan untuk berorganisasi. Dengan adanya organisasi atau kelompok maka akan memunculkan terjadinya proses kerjasama juga komunikasi dalam upaya untuk penyelesaian masalah yang dihadapi bersama.

  1. Pemberdayaan Politik

Selanjutnya ada pemberdayaan politik dimana sebagai upaya agar perempuan dapat memiliki akses dalam proses pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi masa depan mereka. Proses untuk pembelajaran demokrasi pada masyarakat ini dapat ditunjukkan dengan adanya proses berbagi, penyampaian pendapat juga pengambilan keputusan secara kolektif.

Dengan pemberdayaan politik ini, masyarakat diajak untuk berpikir demi kepentingan bersama dalam setiap tindakan yang dilakukan.

  1. Pemberdayaan Psikologis

Terakhir, program pemberdayaan untuk perempuan desa dapat didasarkan pada pemberdayaan psikologis. Pemberdayaan psikologis itu sendiri merupakan usaha untuk membangun kepercayaan diri perempuan. Perempuan desa perlu mendapatkan motivasi untuk meningkatkan kepercayaan diri seperti dalam berargumentasi di forum publik atau desa.

Untuk memperkuat argumen tersebut, perlu juga didorong peningkatan wawasan pada kondisi luar desa dan mempermudah akses informasi dari dunia luar. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk interaksi tersebut adalah seperti program magang maupun pelatihan bagi perempuan desa.

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan